Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Anggota Komisi B DPRD Sumatera Utara (Sumut), Sugianto Makmur, menegaskan, agar pemortalan Jalan Nippon dan Takenaka di Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, oleh segilintir warga segera diselesaikan. Penegasan itu disampaikan Sugianto ketika menerima 11 pengusaha angkutan trucking dan Warga Siombak Belakang yang terdampak dari pemortalan itu, Sabtu (9/10/2021).
Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDI Perjuangan itu mengungkapkan di dalam lokasi ada PT Jaya Beton sudah memulai gudang sejak 1989, ketika area ini masih semak-belukar tanpa seorang pun warga. Seiring dengan berkembangnya jaman, masyarakat mulai bermukim karena semakin banyak juga perusahaan angkutan membuka pool kenderaannya.
"Tentu tidak tepat juga, ketika masyarakat yang belakangan datang, malahan menolak aktivitas yang sudah ada sejak dulu. Apalagi dalam situasi pandemi, di mana banyak kelompok masyarakat yang kesulitan keuangan," kata Sugianto dalam keterangan tertulisnya Senin (11/10/2021)
Ditegaskan Sugianto ketika ada 14 Kepala Keluarga (KK) K yang menolak aktivitas pergudangan dan angkutan sementara ada ribuan warga yang secara langsung dan tidak langsung mendapatkan manfaat ekonomi. Apalagi alasan penolakan tidak masuk akal.
"Pertama, adanya anak sekolah. Sejak dulu sampai sekarang, tidak pernah ada kecelakaan antara trado dan anak sekolah, lagipula sekarang sedang sekolah offline. Kedua, dikatakan ada rumah uang retak, tetapi sampai sekarang tidak bisa ditunjuk rumah mana yang dindingnya retak akibat keluar masuknya truk," sebut Sugianto
Sugianto Makmur juga menyesalkan, dalam situasi yang begitu sulit, masih ada segelintir orang yang tanpa alasan yang jelas, malahan mempersulit orang lain. Jangan ada kelompok masyarakat yang menggunakan kekerasan untuk memaksakan kehendak," ujar Sugianto kembali.
Sugianto mendorong Forkompinda untuk bijaksana menyikapi permasalahan ini. Harus mengutamakan musyawarah mufakat sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan kita," sebut Sugianto.
Sebelumnya dalam pertemuan itu,
Koordinator Warga Siombak Belakang M Syanip mengatakan, sejak pemortalan itu, pendapatan mereka menjadi terganggu, sebab muatan ditaruh di luar bukan di gudang yang biasa dilakukan. Selain sebagai buruh bongkar muat banyak lagi masyarakat yang bergantung dari aktivitas gudang seperti warung makan dan lainnya, kata Syanip.
Salah seorang pengusaha trucking Endang Wijaya menyatakan sejak ditutupnya akses jalan menuju gudang, mereka mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Terus terang sejak ditutupnya akses jalan menuju gudang, kami mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Bayangkan sudah hampir dua minggu kami seperti ini, kami berharap ada solusi terbaik sehingga kami bisa berusaha kembali dengan normal," sebut Endang.
Endang mengungkapkan ada 11 pengusaha yang memiliki gudang di Wilayah Siombak Belakang itu dengan jumlah 73 trucking. "Kami mengharapkan perhatian Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution agar menyelesaikan masalah ini," kata Endang.