Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily-Gunungsitoli. Sejumlah jurnalis diajak tim Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (B2PJN) Sumatra Utara untuk mengetahui langsung kondisi lapangan jalan nasional ruas Gunungsitoli-Telukdalam, Rabu (13/10/2021). Saat itu, tim baru saja tiba di Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias dari Kota Medan.
Kunjungan ke lapangan melibatkan jurnalis ini karena Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.5 B2PJN Nias selaku pelaksana ruas jalan nasional Gunungsitoli-Telukdalam di TA 2021 mendapat sorotan tajam dari Aliansi Masyarakat Sipil Peduli Pembangunan Kepulauan Nias (AMSP2-KN). Kritik keras yang dilakukan AMSP2-KN ini lantaran anggaran uang negara dari APBN untuk menangani jalan nasional ruas Gunungsitoli-Telukdalam cukup besar. Untuk TA 2021 PPK 3.5 B2PJN kepulauan Nias mendapat dana pelaksanaan kegiatan sekitar Rp 16, 5 miliar, terdiri Rp14 miliar kegiatan preservasi dan Rp 2,5 miliar swakelola.
Selama dalam proses pemantauan, di perjalanan, beberapa kali kendaraan tim B2PJN Sumut berhenti/minggir. Mereka survei sekaligus meniventarisir titik-titik ruas jalan yang dikritisi AMSP2KN.
Tim B2PJN dan rombongan juga melintasi satu jembatan yang dibangun atas bantuan hibah Jepang pada 2012. Di prasasti Jembatan Idanogawo bertuliskan sebagai tanda persahabatan dan kerja sama antara Jepang dan Republik Indonesia.
Jembatan Idanogawo sepanjang 151 meter terlihat masih kokoh. Menurut Humas PT Tiga Satu Mandiri (TSM), Siotaraizokho Gaho, selaku pihak rekanan, perawatan terhadap jembatan ini dilakukan, berupa pengecatan besi, dinding dan pembersihan selokan. Bahkan, perawatan dilakukan terhadap semua jembatan yang ada di sepanjang ruas jalan nasional Gunungsitoli-Telukdalam.
Setibanya di titik 40.900 Desa Hili Ana'a Tafuò, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, tim B2PJN meninjau kondisi tembok penahan yang kerap disorot itu. Sebab, tembok penahan sebelumnya mengalami retak kini terlihat dibuatkan pengaman kedua. Pemasangan batu sebelah dalam tembok penahan sebelumnya sebagai penopang diperkirakan sepanjang 20 meter.
Staf B2PJN, Ariel, menjelaskan, pemasangan batu itu inisiatif rekanan untuk menahan pasir di bahu jalan agar aspal jalan nasional di titi 40.
900 tidak tergerus. Dijelaskan, pemasangan batu tersebut bukan bagian pekerjaan yang tertuang dalam kontrak, artinya tidak tergolong pembiayaan.
"Malah PPK 3.5 berterima kasih kepada rekanan PT TSM telah melakukan pekerjaan tambahan tanpa dibebankan pada kontrak," ungkap Ariel.
Sedangkan bekas roda kendaraan yang terperosok di bahu jalan dekat Jembatan Susua, Nias Selatan akan dilakukan pemadatan ulang. Faktor yang menyebabkan terbenamnya roda kendaraan di bahu jalan karena jalan sempit, sehingga di saat kendaraan berlawanan arah atau menyalip mobil besar, seperti ekspedisi beroda 6 mudah terjerembab.
Begitu juga sepanjang pengerjaan parit kanan kiri di Somambawa, Nias Selatan terus dipacu dan dibenahi. PPK 3.5 juga melakukan pembersihan rumput di bahu jalan kanan kiri. Tampak pekerja sedang membabat di titik Ononamolo, Gunungsitoli Selatan dan di Gunungsitoli Idanoi.
Di Somambawa, akhir perjalanan, umumnya jalan nasional ruas Gunungsitoli-Telukdalan sepanjang 110 km dalam kondisi laik. Di titik jalan ini kecepatan mobil dapat mencapai 80 km/h.
Meski di titik tertentu seperti di Jembatan Lauri ditemukan satu satu mengelupas aspalnya, diharapkan PPK 3.5 lebih jeli melapis ulang.
.
Ketua Tim Pejabat Fungsional Ahli Madya BBPJN Sumut, Robert Siahaan, menjelaskan, berdasarkan pemantauan, pihaknya sudah menginventarisir lokasi kerusakan. "Harapan kita pekerjaan pelaksanaan jalan nasional di ruas Gunungsitoli-Telukdalam TA 2021 agar lebih baik," harapnya.
Robert mengakui bahwa ada kekurangan, namun itu hal wajar, karena saat ini 2021, masih tahun pelaksanaan. "Kalau kekurangan itu iya, tetapi masih bisa dibenahi," imbuhnya.