Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington. Cina lama menjadi lokasi pertambangan Bitcoin terbesar di dunia. Namun tidak lagi, semenjak pemerintah Negeri Tirai Bambu itu melakukan razia besar-besaran dan bahkan melarang semua transaksi dengan mata uang kripto. Maka tak ada pilihan, para penambang ramai meninggalkan negara itu.
Kini untuk pertama kali, Cina tak lagi menjadi lokasi favorit utama para penambang Bitcoin melainkan Amerika Serikat. Juli kemarin menurut Cambridge Centre for Alternative Finance, sebanyak 35,4% hashrate Bitcoin, istilah industri untuk mendeskripsikan tenaga komputasi kolektif para penambang, ada di AS, melonjak 428% dari September 2020.
Padahal baru 12 bulan silam, Cina adalah pemimpin pasar harshrate dengan selisih sangat jauh. Namun razia penambangan Bitcoin di sana secara instan membuat para penambang itu 'offline'.
Para penambang Bitcoin pun berbondong-bondong meninggalkan Cina secara massal, menuju area dengan sumber energi murah. Banyak di antaranya kemudian memilih datang ke Negeri Paman Sam.
"Seluruh narasi bahwa Cina mengontrol Bitcoin saat ini sudah benar-benar hancur," cetus Boaz Sobrado, pengamat finansial di London yang dikutip detikINET dari CNBC, Jumat (15/10/2021).
Padahal 12 bulan silam, Cina adalah pemimpin pasar harshrate dengan selisih sangat jauh. Namun razia penambangan Bitcoin di sana secara instan membuat para penambang itu 'offline'.
Para penambang berbondong-bondong meninggalkan Cina secara massal, menuju area dengan sumber energi murah. Banyak di antaranya kemudian memilih datang ke Negeri Paman Sam.
"Seluruh narasi bahwa Cina mengontrol Bitcoin saat ini sudah benar-benar hancur," cetus Boaz Sobrado, pengamat finansial di London yang dikutip detikINET dari CNBC.
Kenapa memilih ke Amerika? Ternyata banyak faktor pendukung. Sebut saja negara bagian seperti Texas punya sumber energi termasuk termurah di dunia. Di Amerika juga banyak sumber energi terbarukan. Energi berbasis air sampai nuklir yang ramah lingkungan tersedia. Hal ini menjadi solusi bagi para penambang agar tidak lagi mencemari lingkungan.
Cina Larang Transaksi Kripto
Pemerintah Cina memang tak tanggung-tanggung dalam merazia mata uang kripto seperti Bitcoin, Ether, dan lainnya. Setelah menutup banyak tambang Bitcoin, pemerintah Negeri Tirai Bambu menyatakan bahwa semua transaksi yang berhubungan dengan uang kripto adalah ilegal.
Seperti dikutip detikINET dari Independent, pengumuman itu dikeluarkan oleh Bank Sentral Cina dan menjadi yang paling keras dalam razia mata uang kripto. Nilai mata uang kripto seperti Bitcoin pun jadi turun menyusul pengumuman tersebut.
Cina menyebut semua aktivitas bisnis yang menggunakan uang kripto tidak legal. "Semua kripto bukan kompensasi legal dan tidak seharusnya dan juga tidak bisa digunakan di pasar sebagai uang," demikian kurang lebih pernyataan mereka.
Institusi dalam ataupun luar negeri yang menyasar warga Cina tidak bisa menggunakan mata uang kripto. Namun demikian sejauh ini, tidak ada larangan bagi warga Cina untuk memiliki uang digital itu.
Menurut otoritas Cina, uang kripto kerap digunakan dalam aktivitas kriminal termasuk penipuan, skema piramida, pencucian uang dan lainnya. Sebelumnya, Cina juga merazia besar-besaran tambang Bitcoin.
Terbaru, pemerintah Cina menggelar razia tambang maupun perdagangan kripto di Provinsi Hebei. Apa alasannya? Sama seperti sebelumnya, penambangan Bitcoin dinilai membahayakan lingkungan dan tak sesuai dengan target Cina mengurangi emisi dalam rangka mengantisipasi perubahan iklim.(dtn)