Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Kabupaten Nias, Arlianus Zebua mengaku dirinya merasa dirugikan atas pemberitaan yang menyebut ia melarang wartawan saat melakukan peliputan preservasi jalan nasional ruas Gunungsitoli-Telukdalan oleh pihak Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (B2PJN) Sumut pada Rabu (13/10/2021).
Kata Arlianus, ia sudah berkonfirmasi dengan pimpinannya bahwa pemberitaan itu sudah merugikan nama organisasi. "Jadi kita tidak berterima akan hal itu," katanya ketika dikonfirmasi medanbisnisdaily.com, Jumat (15/20/2021).
Menurut Arlianus, ketika itu dirinya marah-marah bukan kepada rekan wartawan. Malah, sudah ada tanggapan tim Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (B2PJN) Sumut bahwa tidak ada penghalangan wartawan.
Dikatakan, jika memang melarang wartawan, tapi kenapa mereka (wartawan) sampai di titik akhir peninjauan tim BPJN. Menurutnya, kalau hendak melarang kan bisa saja.
"Karena malam itu saya meminta tanggapan pak Robert dan pak James, tim B2PJN Sumut sesuai diberita, pak, tolong tanggapan. Mereka menyatakan tidak ada penghalangan wartawan," ujar Arlianus yang juga keberatan disebut berlagak preman.
Arlianus menjelaskan, yang mengundang AMSP2KN untuk untuk mengkroscek pelaksanaan kegiatan di ruas jalan nasional Gunungsitoli-Telukdalam, itu adalah tim B2PJN Sumut, sesuai sesuai permohonan mereka kepada Kepala B2PJN.
Ia mengaku marah-marah itu bukan kepada wartawan dan tim B2PJN Sumut. "Saya marah itu, mempertanyakan kapasitas Siotaraizokho Gaho yang mengaku mewakili rekanan PT Tiga Satu Mandiri (TSM). Kalau memang sudah didelegasikan rekanan kepadanya, tentu harus ada surat kuasa dari rekanan PT TSM. Kapasitasnya dalam PT TSM itu apa, kan harus jelas. Jadi bukan kepada wartawan peliput dan tim B2PJN, bukan", jelasnya.
"Kenapa saya keberatan karena kebetulan Siotaraizokho Gaho bawa timnya. Padahal mereka itu sebenarnya teman. Karena dengan membawa orang seperti itu Arlianus katakan, merasa terganggu," paparnya lagi.
Menurut Arlianus, tidak tempatnya dia marah kepada wartawan."Ngapain kita marah kepada wartawan. Wartawan itu kan mitra kita. Justru di kilometer 40 saya bilang kepada wartawan silahkan dikroscek dan melihat dan saya harapkan tolong diberitakan. Sudah saya bilang keg gitu," tutur Arlianus yang juga Ketua Aliansi Masyarakat Sipil Peduli Pembangunan Kepulauan Nias (AMSP2-KN) ini.
BACA JUGA: SMSI Kecam Ketua Salah Satu Ormas di Nias Hadang Sejumlah Wartawan sedang Liputan
Di kilometer Somambawa, kata Arlianus, ia sudah meminta PPK 3.5, Firman Hutauruk agar menjelaskan kepada media soal pelaksanaan pekerjaan di titik tersebut. "Kalau memang kita melarang media mungkin dari Idanogawo itu kita larang," ungkapnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, dirinya sudah menanyakan tim B2PJN Sumut. "Yang ke lapangan ini siapa pak, dan yang mengundang kami ini siapa. Apa dibilang, yang diundang itu cuman AMSP2KN," imbuhnya.
Selanjutnya, dia menanyakan, jika ada orang lain selain AMSP2KN d iluar tanggung jawabnya. "Karena yang mengundang kami itu orang bapak, B2PJN. Kami juga tidak nyaman. Kalau memang begini keadaannya mending kita batalkan sajalah," kata Arlianus.
"Tiba-tiba datang Siotaraizokho Gaho bilang 'saya ini mewakili rekanan'. Sementara kami tidak ada urusan dengan rekanan. Setelah saya tanyakan surat tugasnya Siotaraizokho Gaho, kapasitasnya sebagai apa. Gaho bilang 'tidak ada urusan Anda menanya nanya'. Jadi saya tidak menunjuk wartawan supaya tidak meliput. Nggak ada saya bilang demikian," ucapnya.