Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padangsidimpuan. Taslim Hasibuan (68), warga Sihitang Kota Padangsidimpuan terpaksa banting stir membuat pot bunga dari olahan semen dan pasir. Berbagai motif dapat dibuatnya. Pot bermotif batang kayu misalnya, paling banyak dibuat karena lebih disukai pembeli.
Ukuran pot bunga juga variatif tergantung selera konsumen. Harga pot bunga buatannya juga lebih terjangkau, mulai harga Rp 25.000 hingga Rp 100.000 per pot.
Keahliannya dalam desain dekorasi taman kolam serta seni pahat tidak membuatnya kaku akan usaha baru yang ditekuninya dari awal tahun 2021. Kemampuan seni desain motif kayu dan bambu menjadi ciri khas pot buatannya.
Hasil pot bunga buatannya tidak kalah saing dari produksi pot bunga yang dijual di pasaran. Keunikan pot bunga yang dibuat Taslim membuat hasil kerjanya laku terjual. "Alhamdulillah sudah banyak terjual, rejeki dimasa pandemi patut disyukuri," katanya saat ditemui, Sabtu (16/10/2021).
Taslim menekuni usaha pembuatan pot bunga dari semen tersebut dimulai sejak tujuh bulan lalu. Kondisi kesehatan dan tidak ada job borongan pembuatan taman rumah atau kantoran memaksanya untuk tetap bisa menghasilkan uang.
Baginya, usaha pembuatan pot bunga sudah tidak asing lagi karena dulu pernah dia tekuni. Namun waktu itu tidak bertahan lama karena job pembuatan taman yang banyak membuat dirinya terpaksa fokus pada satu kegiatan dan meninggalkan pembuatan pot bunga.
Taslim mengaku Corona Disease (Covid-19) telah merusak sendi kehidupan. Pembatasan kegiatan masyarakat banyak usaha gulung tikar begitu juga lapangan kerja semakin sulit didapat.
Pria yang bekerja hanya sebagai tukang dekorasi taman ini mengaku awalnya kebingungan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lalu munculah ide untuk membuat pot dari semen.
"Sebelumnya bekerja membuat taman baik kantor pemerintah maupun pekarangan rumah pribadi. Namun karena tidak ada job kita coba membuat pot bunga untuk di jual. Alhamdulillah pembelinya ada saja," ketus Taslim.
Dimasa pandemi seperti sekarang warga lebih memilih bertahan di rumah berharap pandemi cepat berakhir, aktifitas kembali normal. Untuk memutus mata rantai dan menghindari penularan terjadi, banyak warga memilih melakukan aktifitas di dalam rumah. Untuk menghindari rasa jenuh dan stres. Banyak warga umumnya kaum ibu/wanita mengambil kesibukan mengurusi taman dan bunga dalam pekarangan rumah. Hal tersebut membuat bunga laris terjual di masa pandemi.
Momentum ini menjadi kesempatan bagi Taslim kembali menorehkan kemampuan seni pahat dan seni ukirnya untuk membuat pot bunga. Pastinya kalau bunga laris terjual di saat ini pasti pot bunga juga di butuhkan.
Akhirnya Taslim betah membuat pot bunga sebagai kegiatan utama di rumah di masa pandemi. Bermodalkan satu zak semen dan satu mobil kecil pasir (eltor) usaha di mulai, cetakan juga hanya dibuat tanah, namun tak disangka hasilnya sangat bagus dan kuat. Pot juga di cat sesuai motif yang di ukir. Karena desain pot yang dibuat menyerupai batang kayu dan rumpun bambu maka catnya di sesuaikan dengan warga Batang kayu atau bambu.
Taslim masih bekerja sendiri walau usianya sudah senja. Dia belum bisa mengaji orang lain untuk menambah produksi pot bunga buatannya. Paling istri dan anaknya sesekali datang membantu. Maklum istri dan anaknya masih tinggal di kampung, sementara Taslim lebih memilih mencari nafkah di kota daripada menggarap sawah yang kurang di sukainya sejak masih muda.
Hasil produksi pot bunga buatan Taslim ini tidak di bagi ke penjual pot bunga di sejumlah toko penjual pot bunga. Menurutnya produksinya yang terbatas tidak bisa di jual ke toko karena pembayarannya tidak kontan.
"Saya jual sendiri saja, kalau di titip ke toko takutnya termakan modal karena tidak bayar kontan. Jadi berapa yang dikerjakan dijual langsung, uangnya dibuat modal lagi," katanya.
Di tempat pemajangan pot bunga berada di pinggir jalan lintas Sumatera. Taslim juga tak lupa memasang merk sederhana terbuat dari papan kecil ditulis dengan spidol tulisannya : Siap melayani "pesanan pembuatan dekorasi pertamanan, pembuatan tugu/monumen, batu nisan/prasasti, seni pahat dan seni ukir."
Taslim berharap Corona segera berakhir agar aktifitas normal, lapangan kerja kembali bergairah. Dia mengakui sejak awal pandemi terjadi nyaris tidak ada usaha yang bisa dilakukan. Uang untuk kebutuhan sehari-hari sulit baginya.
Dia yakin pekerja tidak tetap seperti dirinya atau yang tidak berpenghasilan bulanan, sangat terdampak pandemi ini. Ketiadaan modal kalaupun ada keahlian menurutnya sama saja tidak bisa bangkit. Tapi dirinya masih bersyukur dengan kerja keras dan mau memulai usaha baru sesuai dengan kemampuan atau keahlian pasti ada hasilnya.