Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Lampung. Menteri BUMN Erick Thohir dapat cerita dari para petani Lampung Utara yang mulai beralih ke pupuk non subsidi lewat program Makmur. Petani yang bernama Anggoro bercerita saat ini telah terjadi peningkatan produksi jagung dengan pupuk non subsidi.
Cerita itu didapatkan Erick Thohir saat melakukan diskusi dengan para petani di desa Muara Putih, Natar, Lampung, Sabtu (16/10/2021). Dia juga sempat melakukan penanaman jagung bersama di salah satu ladang yang ada di sana.
"Setelah kita gunakan pupuk non subsidi ini rupa-rupanya makin besar produksinya, dengan program ini makin naik produksi kita. Kita awalnya nggak paham pake subsidi terus pupuknya diirit-irit," kata Anggoro kepada Erick Thohir.
Anggoro juga sempat berpesan ke Erick Thohir agar pupuk yang digunakan para petani jangan mahal-mahal harganya.
"Kalau bisa harapan kami pupuknya jangan mahal-mahal Pak," ungkap Anggoro.
Menanggapi cerita dari Anggoro, Erick setuju memang pupuk non subsidi lebih baik kualitasnya untuk produktivitas para petani. Yang tak kalah penting, pupuk non subsidi memiliki ketersediaan stok yang cukup, sehingga petani memiliki kepastian saat musim tanam.
"Kan memang kita perlu kepastian memang. Kalau nunggu-nunggu nggak ada yang datang kan susah juga," ungkap Erick.
Erick Thohir mengatakan bila pupuk datang tepat waktu, manfaatnya akan lebih baik buat petani. Apalagi kalau petani juga mendapatkan bibit yang bagus.
"Kalau itu datangnya tepat waktu, itu kan bakal manfaat, apalagi kalau bibitnya bagus. Tinggal nanti bagaimana masing-masing daerah punya peta tanam yang bagus," ujar Erick.
Dia bilang saat ini petani makin dipermudah memperoleh pupuk lewat program Makmur. Bukan cuma pupuknya saja, program ini juga mendampingi petani untuk mendapatkan pembiayaan, hingga mendapatkan akses pasar. Erick mengatakan saat ini program Makmur menyasar 28 ribu petani yang menggarap 40 hektare lahan.
"Kita coba perbaikin soal pupuk itu, ini baru 40 hektare dulu untuk 28 ribu petani," kata Erick Thohir.
Di sisi lain, Direktur Utama Pupuk Sriwidjaja Tri Wahyudi Saleh mengatakan petani yang ikut program Makmur mulai sadar untuk tidak bergantung pada pupuk subsidi.
"Mereka sudah menyadari tidak bergantung pada pupuk subsidi, artinya dengan pupuk non subisidi jaminan ketepatan waktu dan dosisnya lebih baik," ungkap Tri Wahyudi ditemui di acara yang sama.
Tri Wahyudi bilang memang ada selisih harga antara pupuk subsidi dan non subsidi. Namun, menurutnya biaya itu bisa ditutupi karena produksi akan lebih besar dengan pupuk non subsidi.
"Memang ada selisih harga antara subisidi dan non subsidi, itu bisa ditutupi dari hasil produksi," ujar Tri Wahyudi.(dtf)