Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisniadaily.com-Gunungsitoli. Sejumlah aktivis perempuan Nias angkat bicara soal hinaan pemilik akun Condrat Sinaga soal budaya Nias. Dalam video yang diunggah di media sosial FB, Minggu (17/10/2021), lelaki yang mengaku tinggal di Inggris tersebut menghina budaya Nias. Salah satunya ia mengatakan, di Nias masih berlaku hukum yang menghormati orang tua. Yang memberikan sesuatu yang terbesar kepada orang tua.
"Ketika anak laki-laki menikah, istrinya, perawannya harus diberikan kepada bapaknya. Itu mengerikan," kata pemilik akun Condrat Sinaga tersebut.
Pernyataan pemilik akun Condrat Sinaga ini pun langsung menuai reaksi luas dari masyarakat Nias. Videonya pun viral. Bahkan, kasus penghinaan terhadap budaya Nias ini sudah dilaporkan ke Polres Nias.
Ketua Perempuan Berpendidikan Teologi (Peruati) Nias (Tano niha ), Pdt. Dorkas Orienti Daeli, menilai pernyataan Condrat Sinaga itu tidak benar. Ia heran darimana sumber atau referensi dia mengatakan itu.
BACA JUGA: Polisi Selidiki Kasus Penghinaan terhadap Suku Nias oleh Pemilik Akun Condrat Sinaga
Kata Dorkas, apa yang dilakukan Condrat Sinaga ini harus dihentikan, agar tidak muncul lagi hinaan yang sama di kemudian hari. Ia pun meminta kasus ini diselesaikan secara hukum.
"Pernyataan Condrat Sinaga itu sangat melukai masyarakat Nias, terutama kami kaum Perempuan Nias. Ini tergolong pelecehan terhadap perempuan Nias. Dan ada sanksi adat untuk itu," kata perempuan yang menjabat Sekretaris Umum Banua Niha Keriso Protesten (BNKP) ini, Gunungsitoli, Selasa (19/10/2021).
Ia pun berharap, masyarakat Nias bersatu mendukung upaya personal dan lembaga menyikapi pernyataan Condrat Sinaga tersebut.
Hal yang sama disampaikan pemerhati isu-isu perempuan Nias,. Happy Suryani Harefa. Menurut komisioner KPU Kota Gunungsitoli ini, pemilik akun Condrat Sinaga ini dengan perencanaan matang menyebarkan berita bohong tentang etnis Nias.
"Beberapa tuduhan dalam konten tersebut juga secara khusus menghina perempuan Nias, para menantu suku Nias dan para mertua laki-laki suku Nias," ungkap Happy.
Happy mengungkapkan, sangat kuat kekeluargaan suku Nias itu, sehingga isu perkawinan adat Nias yang diucapkan Condrat Sinaga dinodai oleh orang tua, tidak benar. "Itu tidak benar dan itu fitnah," ujarnya.
Sebab menurutnya, suku Nias kaya akan budaya dan adat istiadat Namun, Ia berpesan, mudah-mudahan masyarakat bisa menghadapi situasi ini dengan senyum, dengan tetap mengangkat sisi pembelajarannya.
"Kami mengimbau untuk kita melakukan hal-hal sebagai berikut, Pertama, mari kita hadapi situasi ini dengan kepala dingin. Kita kedepankan jati diri kita yang cinta perdamaian, persatuan dan persaudaraan. Mari kita dukung upaya yang sudah dilakukan oleh beberapa saudara kita yang lain yaitu melaporkan konten tersebut kepada penegak hukum. Mari kita dukung dan mempercayai penegak hukum untuk mengambil tindakan yang seadil-adilnya. Mari kita berhenti membagikan konten tersebut di media sosial atau platform media lainnya. Mari kita ambil bagian mencegah upaya-upaya provokasi atas konten tersebut sehingga tidak berubah menjadi konflik bernuansa SARA," imbau Suryani Harefa.
Ia menjelaskan, di zaman digital ini, mudah sekali bagi seseorang yang berniat buruk untuk membuat dan menyebarkan konten-konten hasutan dan penghinaan.
"Mari kita cegah jangan sampai kejadian ini menggiring kita melakukan hal yang sama, penghinaan atau pelanggaran aturan kebijakan publik bermedia sosial," urainya.