Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Universitas Sumatera Utara (USU) karena melibatkan mitra lokal. Dikatakan Nadiem, program MBKM di tahun depan akan lebih ditingkatkan. Saat ini sudah ada 50.000 mahasiswa se-Indonesia yang mengikuti program MBKM dan tahun depan targetnya 150.000. Hal itu disampaikannya saat berdialog dengan mahasiswa dan dosen di Auditorium USU, Selasa (26/10/2021).
"Naik tiga kali lipat. Rektor-rektor harus mengejar dan mempersiapkan ini. Karenanya mitra MBKM yang dibangun jangan hanya dari mitra kementerian saja, tapi juga mitra lokal. Saya senang USU sudah menerapkan itu,” ujar Nadiem yang hadir bersama anggota DPR RI Sofyan Tan dan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Prof Ir Nizam MSc PhD, IPU, Asean Eng.
Dijelaskan Nadiem, selain peningkatan program MBKM, hal kedua adalah peningkatan program matching fund. Program ini bentuk nyata dukungan dari Kemendikbud untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara lembaga perguruan tinggi dengan pihak Industri. Program ini, sambung Nadiem, sangat luar biasa untuk medorong riset terapan di perguruan tinggi. Jadi perusahaan swasta atau nirlaba memberikan bantuan pendanaan riset yang kemudian langsung ditambahi dari kementerian dengan besaran anggaran yang sama.
“Jadi langsung pemerintah nambahi. Kalau mereka kasih Rp 1 miliar pemerintah kasih lagi Rp 1 miliar. Ini luar biasa, jadi kampus harus kejar itu. Dan hebatnya lagi, program ini bisa dikolaborasikan dengan program MBKM jadi menyatu semua programnya,” katanya.
Program prioritas ketiga yang perlu disiapkan perguruan tinggi adalah program competitive fund yang tahun depan berfokus pada eco green, blue energy dan climate change. Tiga program itu harus bisa dijalankan oleh perguruan tinggi. Secara umum lanjut Nadiem, program MBKM yang dibangunnya memiliki tiga ronde pelaksanaan. Ronde pertama adalah permasalahan, katanya. Masalah kurikulum, administrasi, penolakan, kebingungan dan lain sebagainya. Ronde kedua, tahap menerima, mulai beradaptasi, kerelaan mengikuti program dan ronde ketiga adalah program MBKM yang sepenuhnya berjalan.
Dalam kesempatan itu Nadiem juga menegaskan pihaknya akan memerangi tiga dosa universitas. Pertama adalah kekerasan seksual, lalu perundungan dan terakhir intoleransi. Tiga dosa ini akan kita perangi dimulai dari kekerasan seksual, ujarnya.
Rektor USU Dr Muryanto Amin yang memandu diskusi mengatakan, USU telah menjalankan program MBKM di tahun pertama ia menjabat. USU telah menggandeng lima mitra lokal dalam penerapakan program MBKM. Di antaranya adalah PT POS, PTPN, Bank Sumut dan Pegadaian dan sudah ada puluhan mahasiswa yang saat ini sedang proses magang bersertifikat.
"Kami juga telah melakukan dekonstruksi kurikulum, menyederhanakan proses administrasi dan tata kelola kelembagaan agar lebih efisien dan adaptif merespons perkembangan zaman," kata Muryanto.