Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga TBS sawit di tingkat petani Sumatra Utara (Sumut) sungguh menggembirakan. Setelah pekan lalu harga tertingginya tembus Rp 2.800/kg, pekan ini TBS kembali mencetak harga baru dan sudah mendekati level Rp 3.000/kg, tepatnya Rp 2.960/kg. Laju harga TBS sawit seiring dengan kinerja minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang masih mahal. Harga CPO kini bertengger di level RM 4.924/metrik ton.
Secara rinci, harga TBS di 15 daerah penghasil sawit di Sumut pekan ini yakni:
1. Langkat Rp 2.609/kg
2. Deli Serdang Rp 2.470/kg
3. Serdang Bedagai Rp 2.690/kg
4. Simalungun Rp 2.710/kg
5. Batubara Rp 2.450/kg
6. Asahan Rp 2.300/kg
7. Labuhanbatu Utara Rp 2.470/kg
8. Labuhan Batu Rp 2.500/kg
9. Labuhanbatu Selatan Rp 2.450/kg
10. Padanglawas Utara Rp 2.710/kg
11. Padanglawas Selatan Rp 2.850/kg
12. Tapanuli Selatan Rp 2.500/kg
13. Tapanuli Tengah Rp 2.550/kg
14. Mandailing Natal Rp 2.960/kg
15. Pakpak Bharat Rp 2.500/kg
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengatakan, harga TBS masih bertahan tinggi karena ditopang kinerja CPO. "Bahkan pekan ini sudah ada daerah penghasil yang mencatatkan harga mendekati Rp 3.000/kg. Ini tentu kabar bagus bagi petani," katanya, Kamis (28/10/2021).
Gus mengatakan, harga yang diterima petani di setiap daerah penghasil memang berbeda-beda. Namun sejauh ini masih bisa di atas Rp 2.000/kg dan harga rata-ratanya pekan ini sudah naik ke Rp 2.450 hingga Rp 2.960/kg dari pekan lalu berkisar Rp 2.200 hingga Rp 2.800/kg.
Ditanya apakah pekan depan bisa tembus Rp 3.000/kg atau bahkan di atasnya, Gus mengatakan, petani tidak menargetkannya di angka berapa. Meski jika merujuk pada harga CPO yang saat ini masih bertahan mahal, tetap harga masih mungkin naik atau turun jika ada sentimen yang mempengaruhinya.
"Tentu petani berharap harganya bisa bertahan mahal dan kalau bisa naik. Apalagi jika melihat harga penetapan TBS provinsi yang sudah lama tembus Rp 3.000/kg, maka petani berharap bisa mendapatkan harga dengan selisih yang lebih kecil dengan harga penetapan provinsi," katanya.