Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantauprapat. Beberapa waktu terakhir publik disuguhi berbagai kelakuan negatif dari segelintir polisi. Kelakuan seperti perilaku kasar Kapolres, perbuatan cabul Kapolsek, mentersangkahkan korban penganiayaan hingga polisi membunuh polisi terjadi beruntun di berbagai tempat.
Sebuah warna berbeda ternyata hadir dari Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, (Sumut). Di mana dua anggota polisi ternyata 'nyambi' menjadi guru di tengah-tengah masyarakat.
Lebih dari itu, pengabdian yang mereka berikan itu ternyata sangat lah spesial. Tenaga pendidik seperti mereka ini jumlahnya sangat terbatas, karena itu sangat dibutuhkan keberadaannya di masyarakat.
Pendidik seperti yang dilakukan 2 polisi ini mewajibkan memiliki pengetahuan tertentu. Dua polisi ini merupakan dosen dan guru bahasa Arab.
Keduanya adalah Ipda Iskandar Muda Sipayung dan Briptu Julhamadi Munthe. Saat ini, Iskandar merupakan Kasi Propam Polres Labuhanbatu dan Julhamadi anggota Sat Binmas Polres Labuhanbatu.
"Ini merupakan wujud sikap padamu negeri jiwa raga kami. Kegiatan mengajar dua polisi ini juga merupakan bentuk arahan bapak Kapolri untuk menjadi Polri yang presisi," kata Kapolres Labuhanbatu, AKBP Deni Kurniawan, menanggapi pengabdian dua anak buahnya itu, Minggu (31/10/2021).
Ipda Iskandar Muda Sipayung adalah doktor ilmu hukum lulusan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Sejak lulus pada 2018, Iskandar menjadi satu-satunya personil di Polres Labuhanbatu, yang berpendidikan jenjang strata-3 (S-3).
Tak lama setelah lulus S-3, Iskandar lalu menjadi dosen di Universitas Al Washliyah Labuhanbatu. Dari data yang dilihat di laman, pddikti.kemdikbud.go.id, Iskandar mengajar dua mata kuliah, yaitu hukum bisnis dan manajemen operasional.
Dengan kompetensinya itu, Iskandar juga menjadi dosen pascasarjana di Universitas Labuhanbatu. Mata kuliah yang diajarnya ialah penalaran hukum.
Selain di kelas, Iskandar juga menjadi dosen pembimbing akademik (dosen PA) bagi mahasiswa yang hendak sarjana. Mengingat kesibukannya sebagai polisi, tugas ini kadang harus dilakukan Iskandar di kantornya.
Meski itu menambah tugasnya, Iskandar mengaku tidak keberatan untuk melakukannya. Dia tak pernah menolak saat didatangi di Polres Labuhanbatu, oleh mahasiswa yang meminta bimbingannya.
"Bangga saya bisa mengantarkan adik adik, bisa menyandang sarjana sesuai dengan harapan," katanya dalam sebuah unggahan di media sosial.
Sejauh ini, Iskandar juga telah menulis 3 buku. Ketiganya mengusung tema berbeda, yaitu tentang Fidusia (perjanjian kredit barang konsumtif), kejahatan bisnis dan problematika UU ITE.
Baginya menjadi pendidik merupakan perbuatan yang mulia. Karena itu Iskandar mengaku sangat berterimakasih kepada Kapolres Labuhanbatu yang telah memberinya izin.
Sosok lainnya yakni Briptu Julhamadi Munthe merupakan lulusan pondok pesantren Ar Raudhatul Hasanah, Medan. Sebelumnya lulusan tahun 2013 itu menamatkan SMP-nya juga dari pesantren, yaitu Ahmadul Jariyah di Kotapinang, Labuhanbatu Selatan, (Labusel).
Pengalaman nyantri selama 6 tahun menjadikan pengetahuan bahasa Arab Julhamadi sangat baik. Pengalaman itu masih ditambah lagi dengan menjadi guru selama setahun. Itu dilakukannya sejak tamat sekolah hingga lulus jadi polisi pada 2014.
Setelah 7 tahun bertugas, Julhamadi akhirnya bisa membagikan pengetahuannya kepada banyak orang. Kapolres Labuhanbatu merestuinya, saat ingin menjadi guru di pesantren Darus Sholihin, Aek Paing, Rantau Utara.
Saat ini, Julhamadi mengajar hanya untuk dua kelas saja. Mengingat tugas utamanya merupakan personel Polri, maka dia hanya bersedia mengajar setelah jam dinasnya usai.
Dari video yang diunggah ke media sosial, kemampuan mengajar Julhamadi terlihat sangat baik. Begitu juga pengakuan seorang muridnya, mengatakan pengetahuan Julhamadi sangat baik.
"Saya sangat merasa bahagia ketika tahu ternyata guru saya seorang polisi yang sangat pandai untuk mengajar bahasa arab," kata murid perempuan bernama Salsa, dalam video tersebut.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan mengatakan sangat bangga dengan 'pengabdian tambahan' dua anak buahnya itu. Dia berharap kisah mereka dijadikan contoh oleh polisi-polisi lainnya. "Meski bukan berada di kota besar mereka bisa menunjukkan sinarnya," kata Deni menunjukkan kebanggaannya.