Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sudah dua bulan terakhir Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium atau bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di wilayah Deli Serdang kosong.
Kondisi ini membuat supir angkot dan pengemudi betor menjerit. Sebab, mereka terpaksa membeli BBM jenis pertalite dengan harga yang lebih mahal. Kondisi tersebut menambah beban pengeluaran para sopir maupun pengemudi betor.
Salah seorang sopir angkot Japek Ginting warga Kelurahan Cemara, Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deli Serdang mengakui dirinya saat ini merasa menderita karena tidak adanya lagi premium di SPBU.
"Semakin memberatkan aja ini, karena seperti kami sopir ini sangat terbantu adanya perbandingan harga premium dengan pertalite itu," ujarnya, Selasa (2/11/2021).
Japek mengakui beberapa bulan terakhir ini, dirinya terpaksa mengisi BBM jenis pertalite, walaupun sebenarnya perbandingan yang dirasakan jauh lebih besar.
"Saya satu hari itu biasanya mengisi BBM mencapai 30 liter. Jadi dari perbandingan antara premium dan pertalite bila dirupiahkan bisa mencapai 40 ribu. Seharusnya inikan bisa dibawa ke rumah untuk kebutuhan sehari-hari," akunya.
Dengan kondisi ekonomi sulit di masa pandemi covid-19, Japek sangat berharap perhatian Pemerintah agar BBM jenis premium kembali bisa dirasakan masyarakat khususnya bagi angkutan umum. "Kalau bisa premium ini diadakanlah, karena sangat membantu, khususnya kami sopir angkot," ungkapnya.
Sementara itu Ketua DPRD Deli Serdang Zakky Shahri, mendesak pertamina untuk kembali mendistribusikan BBM jenis premium ke pasaran.
Menurut dia, kondisi ini berpotensi menambah beban perekonomian di tengah masyarakat.
"Saya minta pemerintah mencari solusi alternatif agar pertamina bisa kembali mendistribusikan BBM jenis premium ke daerah-daerah," kata Zakky.
Menurut Zakky, banyak masyarakat yang masih menginginkan premium, namun terpaksa beralih karena ketiadaan premium. "Berdasarkan informasi yang kita dapat di lapangan banyak masyarakat terpaksa menggunakan pertalite ataupun pertamax di balik 'ketiadaan' premium," katanya.