Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com.Samosir- Sekitar tahun 1950-an, Danau Toba dan sekitarnya masih dikenal angker dan penuh misteri. Salah satunya kawasan Tuktuk yang berada di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari ibu kota Pangururan.
Konon, sebelum disebut dengan nama Tuktuk Siadong, kawasan itu disebut dengan nama Tuktuk Siasu. Wah, si asu dalam istilah bahasa, asu adalah anjing. Benar, sekitar tahun awal kemerdekaan Republik Indonesia, kawasan itu disebut Tuktuk Siasu. Sebab, masyarakat yang datang ke sana selalu membawa anjing peliharaan.
Karena kawasan itu dikenal angker dan diyakini dulu banyak roh halus, maka membawa anjing peliharaan merupakan pilihan bagi masyarakat yang ingin membuka perladangan di kawasan itu. Bukan itu saja. untuk membuka perkampungan atau parhutaan untuk dihuni masyarakat, hewan anjing peliharaan juga selalu dibawa.
Suara anjing yang menggongong diyakini bisa mengusir roh roh halus di sebuah area. Bahkan, bagi masyarakat yang suka berburu, anjing sendiri dibawa dan hasilnya buruannya selalu dapat dan dibawa ke pasar untuk dijual.
Salah satu warga Tuktuk, Amani Manuntun menjelaskan, saat ia remaja nama Tuktuk Siasu masih mendengung di teliganya. Dan, bagi masyarakat saat itu, tidak terlalu sungkan menceritakannya bahkan tidak ada yang malu, karena memang di Tuktuk pada saat itu sangat banyak anjing.
Namun, seiring perubahan zaman, diakui pria beristri boru Ambarita itu nama itu berubah, tinggginya masyarakat yang tinggal dan bermukim disana, apalagi beberapa wisatawan dari mancanegara sudah datang, nama Tuktuk Siasu berubah menjadi Tuktuk Pulopulo. Nama itu muncul karena warga yang bermukim muncul setiap waktu dan tinggal disetiap titik titik kawasan itu.
Kini, nama Tuktuk Siasu dan Tuktuk Pulo Pulo telah berubah menjadi Tuktuk Siadong. Nama itu pun berubah seiring pertumbuhan kawasan itu menjadi daerah wisatawan favorit yang mendapatkan kunjungan dari masyarakat mancanegara dan masyarakat lokal.
Siadong disebut karena semua ada di Tuktuk. ada hotel ada rumah makan hingga berbagai status sosial kehidupan ada di Tuktuk. Bahkan, diperkirakan ada ratusan hotel berada di Tuktuk Siadong. Hotel dari mulai kelas melati hingga hotel kelas berbintang.
Tamu tamu ekslusif pun sudah menginap disana. Sebut saja Presiden Jokowi dan Menteri Pariwisata, Sandiawa Uno juga sudah pernah menginap dan merasakan sensasi tidur di Tuktuk Siadong. Even even bertaraf internasional juga digelar di Tuktuk Siadong. Festival Music Internasional yang mengguncang Kawasan Danau Toba dengan penampilan Herman Delago musisi asal Austria juga tampil di Tuktuk Siadong.
Untuk menempuh Tuktuk Siadong membutuhkan waktu 1 jam perjalanan dari Pangururan serta membutuhkan waktu 1 jam perjalanan menyebrangi Danau Toba dari Ajibata dan dari pasar Tiga Raja di Parapat.
Nah, tunggu apalagi, ayo ke Samosir!