Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Nias Selatan. Kapal perang jenis Bantu Cair Minyak (BCM), KRI Bontang-907 disulap menjadi Kas Keliling 3T (Terdepan, Terluar dan Terpencil) untuk melayani penukaran uang rupiah sekaligus melakukan sosialisasi di wilayah Kepulauan Nias, yaitu Pulau Telo, Tanamasa dan Tanabala.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Soekowardojo menjelaskan, pelaksanaan kegiatan kas keliling pada wilayah terdepan, terluar dan terpencil ini merupakan kerja sama Bank Indonesia (BI) dengan markas besar TNI AL.
“Khusus di Kepulauan Nias, layanan Kas Keliling 3T dilaksanakan KPw BI Sibolga bersama TNI AL, dan juga perbankan di Gunungsitoli dan Teluk Dalam,” kata Soekowardojo di acara pelepasan Kas Keliling 3 T di Dermaga Pelabuhan Baru Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, Jumat (5/11/2021).
Acaranya dirangkai dengan pemberian bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada sejumlah komunitas setempat di antaranya, kelompok lifeguard, budaya dan pengurus masjid.
Soekowardojo mengatakan, Kas Keliling 3T di Kepulauan Nias berlangsung mulai 4 hingga 8 November 2021. Kegiatan ini merupakan wujud cinta, bangga, paham rupiah yang dilakukan Bank Indonesia untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara yang harus dijaga, dihormati dan dibanggakan. Rupiah wajib digunakan dalam transaksi ekonomi di wilayah NKRI, termasuk di wilayah terdepan, terluar dan terpencil di Kepulauan Nias.
Tragedi lepasnya wilayah Pulau Sipadan dan Ligitan dari kedaulatan NKRI telah menjadi catatan sejarah. Minimnya transaksi ekonomi menggunakan rupiah di wilayah tersebut menjadi salah satu alasan utama dan menjadi pertimbangan dunia internasional dalam menentukan kepemilikan kedua pulau tersebut.
“Sejarah pahit itu harus menjadi pembelajaran bagi kita semua, betapa pentingnya menjaga kedaulatan rupiah,” kata Soekowardojo.
Sebagaimana UU 7/2011, tentang Mata Uang, BI diberi tugas dan kewenangan pengelolaan uang rupiah mulai dari tahapan perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan, sampai dengan pemusnahan.
Pengelolaan uang rupiah perlu dilakukan dengan baik demi terpeliharanya stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran sistem pembayaran. BI menjamin tersedianya uang rupiah layak edar, denominasi sesuai, tepat waktu sesuai kebutuhan pembayaran yang sah di wilayah NKRI.
Dengan menjaga dan merawat rupiah, ciri keaslian rupiah menjadi mudah dikenali dan menghindari peredaran uang palsu dan tak layak edar.
Wakil Bupati Nias Selatan, Firman Giawa mengapresiasi gelaran kas keliling yang dilaksanakan BI Sibolga bekerja sama dengan TNI AL di daerahnya tersebut. Ia pun menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan BI kepada sejumlah komunitas di Nias Selatan.
Firman juga mengajak warganya untuk memanfaatkan momen sosialisasi serangkaian kegiatan kas keliling 3T sebagai pembelajaran yang berharga.
Danlanal Nias, Kolonel Laut (P) Antonius Hendro Prasetyo, menjelaskan kegiatan kas keliling 3T kerja sama BI Sibolga dengan Lanal Nias di wilayah Kepulauan Nias telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.
“TNI AL akan selalu siap mendukung kegiatan Kas Keliling 3T oleh BI untuk menjaga kedaulatan NKRI,” katanya.
Usai acara, Kepala KPw BI Sumut, Soekowardojo; Kepala KPw BI Sibolga, Aswin Kosotali; Wabup Nisel, Firman Giawa dan seluruh rombongan naik ke atas KRI Bontang-907.
Diketahui, KRI Bontang-907 dikomandani Letkol Laut (P) Jerry Henry Manuhutu. Secara spesifikasi, Kapal Perang jenis Bantu Cair Minyak (BCM) itu memiliki panjang 125,5 meter, tinggi 30 meter dengan kapasitas minyak 5.500 m3.
KRI Bontang difungsikan untuk membantu kapal-kapal TNI AL yang sedang beroperasi di laut lepas, agar tidak kembali ke pangkalan untuk mengisi bahan bakar dan menyuplai logistik.
Untuk kecepatan, KRI Bontang dapat mencapai 18 knots, dan sanggup berlayar selama 30 hari nonstop. Selain itu, kapal ini juga difasilitasi meriam anti serangan udara dan serangan bawah laut.