Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dua guru besar Universitas Sumatra Utara (USU) dikukuhkan. Pengukuhan berlangsung di Auditorium USU, Kamis (11/11/2021). Dua guru besar yang dikukuhkan itu adalah Prof Dr Drs Budi Agustono MS (Bidang Humaniora) dan Prof Dr Iskandar Muda SE MSi Ak (Ilmu Akutansi). Demikian siaran pers USU, Jumat (12/11/2021)
Dalam penelitiannya, kedua guru besar ini mengangkat dua hal yang berbeda.
Budi Agustono mengangkat konflik etnik di Indonesia. Dalam pengukuhan itu, Budi menjelaskan konflik etnik di Indonesia khususnya di Sumatera Timur setelah kemerdekaan.
“Sewaktu elite yang berlatar belakang berbagai kelompok etnik yang juga menganut ideologi yang berlainan masih belum solid, sehingga menghasilkan ketidakstabilan politik. Ketidakstabilan politik makin dirasakan sewaktu kaum pergerakan yang menduduki posisi strategis di pemerintahan memandang kecurigaan terhadap Kesultanan Melayu. Sebaliknya Kesultanan Melayu yang menyaksikan perubahan politik yang cepat membuat ragu mengambil sikap terhadap perubahan politik yang cepat,” ujarnya.
Dijelaskan Budi, Indonesia sempat diramalkan sejumlah analis yang menyebut bangsa ini akan mengalami balkanisasi seperti di Eropa Timur. Namun ramalan itu tidak terbukti. Karenanya pengelolaan etnisitas yang jumlahnya ratusan ini perlu diperhatikan serius di tengah gempuran globalisasi yang semakin merasuki tubuh etnik terutama dengan teknologi digital yang menyebarkan budaya global yang dapat memengaruhi sikap hidup dan kesadaran etnik.
Sementara Iskandar Muda, dalam pidatonya berjudul Peranan Low Carbon dalam Formulasi Model Dana Bantuan Keuangan Provinsi pada Kabupaten, menjelaskan, carbon tax merupakan proxy dari low carbon economy indicators yang memainkan peran penting dalam pendekatan kebijakan iklim mikroekonomi dan kebijakan keuangan. Carbon tax telah dianjurkan oleh para ekonom sebagai salah satu mekanisme fiskal paling efektif untuk mengatasi perubahan iklim karena kemampuannya untuk memengaruhi insentif ekonomi dan penganggaran secara luas untuk tujuan lebih jauh yaitu mengendalikan iklim.
“Carbon tax dapat menyalaraskan insentif ekonomi untuk mengarahkan pengambilan keputusan ekonomi ke arah low carbon. Hasil dari carbon tax akan menghasilkan pendapatan pajak yang kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan efek inovasi hijau dengan memastikan rendah karbon yang stabil,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Rektor USU Dr Muryanto Amin, S Sos, MSi mengatakan penambahan guru besar ini diharapkan mampu mendorong inovasi, karya tulisan ilmiah dan hilirisasi produk ilmiah untuk bisa dikomersialisasi dengan dunia industri.
"Semoga penambahan ini mampu membawa USU ke level yang lebih baik, merealisasikan internasionalisasi dan Renstra USU, Indikator Kerja Utama Universitas dan Program Kerja Rektor,” ujar mantan Dekan FISIP ini.