Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantauprapat. RSUD Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara menganggarkan pembelian lemari pendingin farmasi seharga Rp 270 Juta pada tahun 2021 ini. Pembelian yang sama dengan harga Rp 300 juta ternyata juga ada pada anggaran tahun 2020.
Selain perbedaan harga, perbedaan lainnya untuk pembelian lemari pendingin itu adalah tempat pembuatan lemari pendingin tersebut. Jika di anggaran tahun 2020 disebutkan produk dalam negeri, maka di anggaran 2021 disebutkan tidak merupakan produk dalam negeri.
Demikian disebutkan dalam rencana umum pengadaan RSUD Rantauprapat yang terdapat pada laman Lembaga Kebijakan Pengadaan barang dan jasa Pemerintah (LKPP). Dilihat medanbisnisdailycom, Minggu (14/11/2021), dana pembelian keduanya disebut berasal dari APBD Labuhanbatu.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, nilai pembelian lemari pendingin itu, rasanya cukup mahal. Di pasaran, harga lemari pendingin farmasi memang cukup bervariasi. Mulai dari belasan hingga puluhan juta rupiah.
Beberapa item spesifikasinya yang khusus membuat kulkas farmasi berbeda dengan kulkas rumahan. Perbedaan itu misalnya, suhunya tertentu, tidak menimbulkan bunga es, bisa dipakai untuk menyimpan obat, vaksin ,darah dsb.
Namun perbedaan spesifikasi itu, rasanya tidak lantas menjadikan harganya lebih mahal sampai beratus kali lipat, seperti harga kulkas yang disebutkan RSUD itu.
Rasanya jika pihak RSUD Rantauprapat mau benar benar menerapkan prinsip usaha yang sehat, maka hanya dengan sepersepuluh dari nilai anggaran, kulkas farmasi yang memenuhi standar, bisa diperoleh. Misalnya produk dari salah satu perusahaan nasional. Harga produk yang dinamakan Expo 1300 PH ini, hanya Rp 25 Juta. Malah untuk menjamin kualitasnya, kulkas farmasi itu diberi garansi 3 tahun.
Saat dikonfirmasi ke RSUD Rantauprapat, Ismail dari bagian perencanaan dan pengadaan mengatakan bahwa RSUD Rantauprapat tidak jadi melakukan pembelian kulkas pada tahun 2020. Sehingga rencana itu dianggarkan pada tahun 2021 ini.
Namun saat ditanya mengapa pembelian di tahun 2020 itu masih tercantum di RUP LKPP, Ismail mengatakan itu kan rencana umum pembelian, tidak jadi direalisasikan.
Lalu ketika ditanyakan mengapa tidak dihapus, mengingat RUP kerap direvisi secara berkala, Ismail mengatakan tidak tahu jika itu harus dihapus.
"O..ok bang, kami gak tahu kalo tidak direalisasikan harus dihapus. Masalahnya dalam APBD masih tercantum kegiatan itu. Kalaupun gitu kami akan hapus," katanya.
Sementara Dedy dari bagian Farmasi RSUD mengatakan, kulkas yang ingin dibeli RSUD ialah kulkas merk Kirsch seharga Rp 127 Juta. Kemudian setelah memberi tahu jenis dan harganya, Dedy mengatakan RSUD akan membeli dua unit. Keterangannya ini berbeda dengan keterangan di RUP yang menyebut 1 unit seharga Rp 270 Juta.
"Kalo gak salah itu rencana pengajuan tahun kemarin bang. Harga e katalog 127 juta belum ongkos kirimnya. Rencana beli 2," katanya.