Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Mendekati akhir tahun 2021, geliat bisnis di Sumatra Utara (Sumut) semakin terlihat. Hal tersebut dibuktikan dengan transaksi ekonomi yang terus meningkat terutama di sektor ritel setelah sempat dihantam pandemi Covid-19. Kondisi ini pun turut mendongkrak penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) yang meliputi kartu ATM/debit dan kartu kredit.
Data Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut dari 980.000 kartu kredit yang beredar, volume transaksinya mencapai 706,5 juta dengan nominal Rp 781,4 miliar. Volume transaksinya tumbuh 7% dari tahun lalu dan secara nominal tumbuh 24,5%. Sementara dari 8,77 juta kartu ATM/debit yang beredar di Sumut,volume transaksinya per Agustus 2021 mencapai 19,3 juta dengan nominal Rp 20,2 triliun. Tumbuh 4,2% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Kepala BI Perwakilan Sumut, Soekowardojo, mengatakan, selama masa pandemi Covid-19, kebiasaan bertransaksi masyarakat memang terus bergeser ke layanan non tunai dari sebelumnya konvensional. "Jadi selain ekonomi yang mulai pulih, pergeseran pola transaksi ini juga ikut mendongkrak transaksi APMK. Hal tersebut karena masyarakat meminimalisir untuk memegang uang tunai dan mengurangi interaksi dengan penjual," katanya, Senin (15/11/2021).
Soeko, sapaan akrab Soekowardojo, mengatakan, peningkatan transaksi ekonomi sudah mulai terlihat sejak adanya pelonggaran PPKM. Hal ini menjadi salah satu indikasi kian pulihnya aktivitas ekonomi Sumut. Begitupun, masyarakat tetap diingatkan untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5M.
"Karena meski vaksin sudah dikebut, tetap prokes juga menjadi hal penting untuk pemulihan ekonomi Sumut. Masyarakat sangat berkontribusi besar dalam hal ini. Jadi harus tetap disiplin," kata Soeko.
Ditanya bagaimana transaksi APMK hingga akhir tahun, jika merujuk pada capaian hingga Agustus 2021, ada optimisme volume dan nominal transaksi masih berpeluang meningkat hingga akhir tahun.
Sementara itu, transaksi uang elektronik di Sumut mencapai 11,5 juta transaksi dengan nominal Rp 1 triliun. Tren penggunaan uang elektronik yang terus meningkat, kata Soeko, dapat menjadi indikasi peningkatan akseptasi masyarakat terhadap penggunaannya yang kini semakin mudah diakses karena kian terintegrasi dengan berbagai layanan digital seperti e-commerce maupun transportasi online.
"Selain itu, masih dipengaruhi pandemi juga yang mengubah perilaku masyarakat saat bertransaksi. Merasa lebih aman karena tidak ada kontal dengan kasir atau pedagang," kata Soeko.