Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Digitalisasi dalam bisnis kini bisa dibilang mutlak dilakukan. Bila tidak, bisnis terutama untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) atau usaha kecil dan menengah (UKM) bisa tertinggal.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut selama Pandemi COVID-19 yang sudah berjak sekitar 1,5 tahun ini jumlah UMKM yang masuk ekosistem digital meningkat 105 persen atau 16,4 juta UMKM atau 25,6 persen dari total jumlah UMKM saat ini. Padahal untuk mencapai jumlah 8 juta UMKM sebelumnya butuh waktu 10 tahun.
"Selama pandemi terjadi percepatan yang luar biasa. Jadi sebelum pandemi UMKM kita yang terhubung ke ekosistem digital kan hanya 8 juta. Saat ini hanya dalam 1,5 tahun itu 16,4 juta atau naik 105 persen. Jadi hanya 1,5 tahun. Padahal dalam 10 tahun hanya 8 juta," kata Teten dalam pembukaan acara Rakornas Transformasi Digital Koperasi dan UMKM di Hotel Novotel, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Teten juga menargetkan, hingga 2024, UMKM yang sudah merambah digital mencapai 30 juta.
Perkembangan digitalisasi ini pun kian ramai. Bak efek domino ekonomi, fenomena ini juga jadi peluang bisnis yang ditangkap oleh penyedia layanan lain seperti pembiayaan, alat pembayaran, hingga teknologi digitalisasi lain yang berkaitan.
Peluang ini ditangkap oleh sektor perbankan. Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI, Amirus Wicaksono mengatakan, Bank DKI berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem digital dan menggenjot pembayaran non tunai, salah satunya dalam rangka pengembangan UMKM.
"Berbagai upaya digitalisasi UMKM yang dilakukan Bank DKI juga merupakan upaya Bank DKI dalam mengembangkan ekosistem digital dan mendorong penerapan transaksi nontunai di DKI Jakarta," ujar Amirul dalam keterangannya, Minggu (21/11/2021).
Dia mengatakan, demi melancarkan hal itu, Bank DKI memiliki sejumlah produk e-Form Micro Loan, JakOne Abank, E-order, dan scan to pay QRIS yang dapat menunjang pengembangan UMKM mulai dari pembiayaan hingga kemudahan bertransaksi.
Di sisi fasilitas pembiayaan, Bank DKI melakukan digitalisasi dengan menghadirkan fasilitas pembiayaan yang didukung dengan digitalisasi layanan seperti e-Form Micro Loan yang merupakan layanan pengajuan permohonan Kredit Mikro Bank DKI secara online.
"Melalui e-Form Micro Loan, UMKM yang ingin mengajukan permohonan pembiayaan dapat langsung mengajukan permohonan di mana saja dan kapan saja secara daring," ujar Amirul.
Dari sisi transaksi, Bank DKI turut menghadirkan kemudahan kepada UMKM di DKI Jakarta dengan menjadi merchant Bank DKI. Dengan transaksi nontunai berbasis QRIS, EDC maupun MPOS untuk UMKM di DKI Jakarta dapat menggunakan jaringan QRIS. Layanan Scan To Pay QRIS juga memberikan kemudahan bagi pelanggan UMKM yang kini tidak perlu repot membawa uang tunai ketika melakukan transaksi di UMKM yang telah bergabung dalam jaringan QRIS.
Bekerjasama dengan Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) Provinsi DKI Jakarta, Bank DKI juga turut mendukung pemasaran UMKM di DKI Jakarta melalui Platform Market Place e-Order yang dapat diakses oleh Unit Kerja Perangkat Daerah dan BUMD DKI Jakarta.
"Melalui beragam layanan digital yang ditujukan untuk UMKM ini menjadi bukti nyata dukungan Bank DKI dalam menghadirkan inovasi bagi UMKM DKI Jakarta dan sekitarnya," ujar Amirul.(dtf)