Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pengamat politik digital Bambang Arianto, menilai tidak ada urgensi bagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta untuk membentuk tim cyber army. Pasalnya, menurut peneliti media sosial Institute for Digital Democracy (IDD) ini, tim cyber army biasanya digunakan oleh entitas atau organisasi yang memiliki kepentingan strategis, baik itu bisnis maupun politik. Sebut saja partai politik, organisasi masyarakat atau perusahaan yang ingin memfokuskan pada pemasaran digital.
Selain itu, tim Cyber Army biasanya bermaterikan tim buzzer, influencer hingga tim cyber troops dengan akun-akun bot yang bertugas untuk menyerang dengan konten negatif.
"Artinya, tidak ada yang bisa menjamin bila tim Cyber Army ini, nantinya akan bermain dengan konten negatif maupun menyerang pihak lain. Apalagi kita ketahui bahwa karakter buzzer itu memang bertugas memperkuat pesan atau konten di media sosial baik dengan cara pencitraan maupun menyerang (offensive)," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/11/2021).
Terkait soal tujuan pembentukan tim cyber army adalah untuk menghalau buzzer yang mendeskreditkan ulama, kata Bambang, hal itu jelas tidak masuk akal. Dikarenakan, MUI itu bertugas menjadi pelayan umat hingga menjawab permasalahan yang dihadapi oleh umat. Bukan justru ikut-ikutan berkontestasi di media sosial dengan tim cyber army.
Artinya, MUI cukup mengoptimalkan saja akun resminya (official account) dengan catatan aktif menyajikan berbagai konten-konten yang mencerahkan bagi publik.
"Intinya, lebih bijak bila MUI DKI Jakarta mengurungkan niat pembentukan tim cyber army. Pasalnya, tim cyber army justru dapat menyulut perang antar buzzer di media sosial yang berpotensi dapat mengadu domba warganet," pungkasnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta membentuk tim siber atau cyber army untuk melawan buzzer penyerang ulama dan Gubernur DKI Anies Baswedan. Pembentukan cyber army itu pun lantas memicu pro dan kontra. Ketua Umum MUI DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar, menjelaskan, pembentukan tim cyber army untuk membela Anies ini sebagai bentuk dukungan untuk Jakarta yang lebih baik. Sebab, banyak buzzer yang selalu mendiskreditkan dan mencari kesalahan Anies.