Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Daun bangun-bangun yang biasa dikonsumsi masyarakat Batak sebagai sayuran, khususnya bagi wanita usai melahirkan berpotensi untuk dikembangkan jadi obat kanker payudara. Hal itu dijelaskan Wakil Rektor (WR) III Universitas Sumatra Utara, Prof Dr Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan SSi MSi Apt saat dikukuhkan menjadi guru besar tetap USU, di Auditorium USU, Padang Bulan, Medan, Jumat (26/11/2021).
Dalam pidato pengukuhannya, Poppy menyampaikan kertas kerjanya berjudul “Potensi daun bangun-bangun sebagai suatu kearifan lokal dalam pengembangan obat kanker payudara”. Ia menjelaskan bangun-bangun adalah tanaman asli yang biasa dikonsumsi masyarakat Batak di Sumatera Utara sejak ratusan tahun lalu. Bangun-bangun dikonsumsi karena dapat meningkatkan kuantitas ASI dan mempercepat penyembuhan pasca melahirkan. Meski begitu, khasiatnya sebagai obat kanker payudara, hal itu perlu diteliti lebih jauh.
“Perlu ada kajian lebih lanjut mengenai efek daun ini pada sistem hormon yang kemungkinan besar memiliki keterkaitan dengan progresivitas kanker payudara,” ujarnya
Poppy dikukuhkan menjadi guru besar tetap ke-175 USU. Prof Dr Sutiarnoto SH MHum juga turut dikukuhkan menjadi guru besar tetap ke-174. Ia menyampaikan pidato pengukuhannya berjudul “Kepentingan negara berkembang dalam sistem penyelesaian sengketa WTO studi kasus Indonesia”. Ia menuturkan, sejak WTO ada hingga 2006, didapati fakta bahwa pengajuan sengketa secara kuantitatif dan signifikan didominasi kelompok negara maju.
“Negara berkembang umumnya kekurangan kapasitas, hingga mengurangi kemampuan mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam sengketa WTO. Kondisi ini dapat mengikis kepercayaan mereka kepada rezim multilateral,” kata Sutiarnoto.
Dijelaskan Sutiarnoto, WTO mengakomodasi kepentingan negara berkembang melalui berbagai ketentuan, secara umum ini merujuk pada kekhususan dan keistimewaan yang diberikan. Hal ini dibuat untuk menghasilkan proses integrasi negara berkembang
Rektor USU Dr Muryanto Amin, SSos MSi dalam sambutannya mengatakan, dewan guru besar merupakan role model untuk memberikan pemikiran dan menciptakan produk ilmiah sesuai kompetensi. Guru besar bertugas mengembangkan dan memberi contoh program pembelajaran inovatif, menghasilkan kolaborasi riset dengan kualitas publikasi internasional dan memiliki hak cipta yang kompeten dihirilisasi dan komersialkan.
"Saya berharap guru besar yang dikukuhkan hari ini dapat memajukan publikasi inovasi dan pengabdian kepada masyarakat. Dewan guru besar memiliki urgensi ilmu pengetahuan dalam menciptakan inovasi penting. Kami menunggu ide kreatif dan inovatif untuk semangat memberi manfaat bagi kemanusiaan,” tutur Muryanto.