Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, prihatin dengan status Provinsi Sumut yang masuk dalam peringkat 5 kasus dengan penderita terbanyak HIV/AIDS di Indonesia.
Ia bersama jajaran dan para tokoh serta para ahli akan bertemu untuk membahas dan mencari langkah pencegahan penularan dan penanganan HIV/AIDS di Sumut. Target ke depan, kasus HIV/AIDS harus diminimalisir.
"Nanti kita akan kumpul lagi, kita bahas HIV karena kita rangking lima terbanyak kena HIV 19.550 orang," ujar Edy kepada wartawan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Rabu (01/12/2021) sore.
Mengapa banyak kasus HIV/AIDS di Sumut, adalah karena berdasarkan para ahli, kata Gubernur Edy, adalah dampak dari bebasnya kehidupan masyarakat dewasa ini. Sehingga anak-anak ikut terimbas.
"Pastinya tadi itu dari hasil paparan ahlinya, bahwa hidup bebas manusia, yang hidup bebas bukan dengan muhrimnya, bukan istrinya, sehingga membuat dampak ini semua yang akhirnya anak-anaknya terikut terhimbas akan perbuatan orang-orang yang dewasa ini," sebut Edy.
Sebelumnya digelar peringatan Hari AIDS Sedunia di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rabu (01/12/2021) pagi. Ketua Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Sumut, Ikrimah Hamidy, menyebutkan Sumut berada pada posisi 5 dengan penderita HIV/AIDS terbanyak di Indonesia.
Totalnya di Sumut sebanyak 13.150 orang. Dari data tersebut jumlah laki-laki yang paling banyak terpapar, yakni sekitar 9.497 orang, sedangkan perempuan sekitar 3.096 orang.
Sementara, usia penderita terbanyak berasal dari umur 19-49 tahun dengan total 11.627 orang atau 92% dari total penderita HIV/AIDS di Sumut. "Dari data ini, artinya laki-laki yang terpapar adalah laki-laki yang memiliki mobilitas dan uang," kata Ikrimah.
Ketua Forum Peduli ADHA, Saurma Siahaan, mengusulkan peraturan khusus mengenai Anak dengan HIV/AIDS (ADHA) ditampung dalam Peraturan Gubernur. Menurutnya, ADHA memiliki penanganan khusus, maka perlu diatur secara khusus dalam payung hukum. "Anak-anak harus dikhususkan, mereka inilah korban yang tidak berbuat apa-apa, tapi menanggung akibat," kata Saurma.
Merespon itu, Gubernur Edy Rahmayadi mengatakan segera menetapkan Rencana Aksi Daerah (RAD) pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Sumut. Sehingga daerah memiliki acuan kegiatan teknis dalam penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS di Sumut.
Menurut Gubernur Edy Rahmayadi, penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS memerlukan langkah yang konkret dan terukur. “Ini kita perlu konkret, kita anggarkan ini,” kata Edy pada peringatan itu.
Pada kesempatan tersebut Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis menerima penghargaan dari KPA Sumut lantaran kepeduliannya atas nasib ADHA di daerah ini. Selama ini, Nawal yang juga ibu asuh ADHA banyak memberikan kepedulian kepada ADHA.
Selain Nawal, KPA juga memberikan penghargaan kepada lembaga dan individu yang peduli terhadap HIV/AIDS di Sumut. Antara lain, Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Sumut, PT Pelindo Persero, PT Bank Sumut, dr Tambar Kembaren dan Prof Umar Zein.