Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Desa Huta Tinggi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara kini tengah bersiap menanti pengumuman dewan juri dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Huta Tinggi masuk dalam 50 besar atau nominasi (ADWI tingkat Nasional tahun 2021. Pada 7 Desember 2021, dewan juri akan mengumumkan pemenang untuk setiap kategori.
Menarik untuk mengenal Desa Huta Tinggi, mengapa sampai masuk dalam ADWI 2021. Karena keunggulannya, dewan juri pun menjulukinya "The Small is Powerfull".
Salah satu pengelola Desa Wisata Huta Tinggi, Tetti Naibaho, menjelaskannya kepada para awak media dalam Kunjungan Pers dan Bhakti Sosial Forum Wartawan Pemprov Sumut, 28 November - 1 Desember 2021.
Desa ini memiliki total luas 1.200 ha. Dari Pelabuhan Ambarita ataupun Tomok, bisa ditempuh sekitar 1 jam perjalanan mobil. Dari Pangururan, Ibu kota Samosir, tak jauh, anya 15 menit.
Perjalanan Desa Huta Tinggi menuju ADWI, diawali lewat kekompakan warga desa setempat di satu lumban atau huta (dusun/kampung) dalam menata kehidupannya menyatu dengan alam.
Belakangan pemerintah pun hadir. Huta Tinggi pun ditetapkan menjadi desa wisata melalui Keputusan Bupati Samosir Nomor 372 Tahun 2019 tentang Penetapan Desa Wisata di Kabupaten Samosir.
Masyarakat kemudian terhimpun dalam kelompok sadar wisata. Kekompakan dan konsitensi warga menata hidup berbasis kearifan lokal di lumban yang hanya dihuni 20 KK itu, terus berlanjut.
Ada beberapa kelebihan. Pertama warga hidup dengan tatanan nilai dan filosofi budaya Batak Toba. Letak Huta Tinggi yang berhadapan dengan Pusuk Buhit, asal muasal Si Raja Batak, menginspirasi warga untuk terus hidup dengan nilai dan filosofi budaya Batak.
Kedua adalah kearifan lokal. Masyarakat sehari-harinya menggembalakan kerbau. Wisatawan atau pengunjung, akan dimanja dengan kegiatan memerah susu kerbau.
Biasanya pukul 06.00-07.00 WIB adalah saat terbaik memerah susu kerbau, karena air susunya banyak. Tak hanya itu, boleh juga mengolahnya menjadi makanan enak atau yang disebut dali ni horbo atau kerap dijuluki keju Batak. Juga ada di sana memasak masakan khas Batak yakni naniura atau sushi Batak.
Ketiga adalah bertani. Di Desa Huta Tinggi, wisatawan diajak untuk langsung memetik buah kopi, memetik sayuran hingga ikut bertanam padi di sawah, bertanam dan memetik jagung, dan komiditas pertanian lainnya.
Untuk bisa menikmati itu semua, wisatawan harus tinggal bersama masyarakat untuk beberapa hari. Ada homestay dari Rumah Adat Batak yang menjadi tempat tinggal bersama warga.
Tinggal di rumah adat Batak (jabu/bagas bolon), adalah memiliki sensasi tersendiri. Wisatawan akan diajarkan arti dari setiap sisi rumah adat Batak, mulai dari tangga masuk, ruangan tanpa sekat, lantai bawah (atau disebut juga tumbara), bagian atap hingga corak, ukiran (gorga), serta warna yang terkandung.
"One day is Batak People" adalah salah satu paket wisata menarik yang kini bisa didapatkan lewat biro perjalanan.
Selain itu, wisatawan juga akan dihibur dengan pertunjukan budaya Batak, seperti manortor (tarian khas Batak), dan memainkan musik tradisional Batak, seperti gondang, sarune dan lain-lain. Bermain bersama anak-anak desa, juga tak kalah menarik.
Alasan lainnya adalah tentu karena keindahan hamparan alamnya. Jika naik ke arah atas dari desa ini, ada view menarik, tentu berlatarkan Danau Toba. Jika ke atasnya lagi, ada Danau Sidihoni, atau yang akrab disebut danau di atas danau.
"Jadi kami powernya adalah di kekompakan sadar wisata. Bagaimana kami mengelola tatacara kehidupan kami menarik para wisatawan," ungkap Tetti Naibaho, Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Huta Tinggi.
Semakin lama, kata Tetti yang juga Kabid Seni dan Budaya Dinas Pariwisata Samosir itu, semakin banyak pihak yang tertarik mendukung Desa Wisata Huta Tinggi.
Selain Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut yang menjadikannya desa binaan, juga Pemerintah Pusat. Melalui Kementerian PUPR, dibangun homestay Rumah Batak. Tak hanya itu, PUPR juga membangun pompa air.
Kementerian Koperasi dan UKM, juga tak ketinggalan. Mereka membangun gedung sanggar multifungsi, yang kemudian menjadi sentra informasi dan kegiatan warga Kelompok Sadar Wisata.
Bahkan Astra Internasional juga hadir. Mereka turut mempersiapkan SDM warga mulai dari kursus hingga membantu peralatan pendukung yang semuanya bertujuan memahirkan warga berbahasa Inggris.
Dengan semua kelebihannya, kata Tetti, benarlah julukan "The Small is Powerfull" untuk Desa Wisata Huta Tinggi itu. "Yang kemudian bisa mendatangkan menteri pariwisata dan pejabat-pejabat ke desa ini," kata Tetti.
Alhasil dari semua upaya warga dan dukungan berbagai pihak, Desa Huta Tinggi telah menerima kunjungan wisatawan, baik dalam negeri maupun mancanegara. Namun karena masih pandemi, pengunjung diwajibkan menerapkan protokol kesehatan.
Selain berharap mampu memenangkan ADWI 2021, Desa Wisata Huta Tinggi, tambah Tetti, ingin fokus mendatangkan wisatawan mancanegara. "Target kai adalah wisatawan asing. Karena mereka tertarik dengan special traditional tourism," ujarnya.
Sebelumnya, Menparekraf RI, Sandiaga Uno, berkunjung ke Desa Wisata Huta Tinggi, 9 November 2021. Didampingi Bupati Samosir, Vandiko Timoteus Gultom, Menparekraf saat itu mengatakan Huta Tinggi sebagai kawasan desa wisata, menawarkan sejumlah atraksi bagi wisatawan, seperti wisata edukasi, wisata alam, dan wisata budaya.
"Selain kerbau, juga ada kambing putih dan juga ada burung elang. Ini yang harus kita jaga sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark," ujar Sandiaga Uno, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Kemenparekraf.