Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, saat ini Indonesia tengah menghadapi tekanan besar di tiga hal. Ketiga hal tersebut adalah pasar global, disrupsi digital dan ketahanan kesehatan.
"Kita melihat hari ini, ini memang kita sedang mendapat tekanan yang luar biasa. Tekanan yang memang ini datang bersamaan bahkan saya mungkin 3-4 hari yang lalu berdiskusi sampai jam 1 pagi mungkin jangan-jangan ini adalah tekanan yang merubah dan the biggest challenge untuk humankind, untuk manusia," kata Erick dikutip dari YouTube ITS, Sabtu (11/12/2021).
Erick menjelaskan, saat ini kondisi pasar global tengah menghadapi guncangan. Harga kontainer melambung tinggi dan meski sudah melakukan inovasi, Indonesia kembali menghadapi tantangan lain.
"Supply chain akhirnya juga terdisrupsi, beberapa hari yang lalu untuk pertama kalinya kita menjual urea industri kita ke Korea yang selama ini didapatkan dari China, belum selesai Australia nelpon minta beli juga. Tetapi harga Fosfatnya (zat kimia) makin mahal juga yang kita beli dari Maroko ataupun Jordan. Harga kontainer (juga) melambung," ungkapnya.
Selain itu, disrupsi digital pun sudah terjadi. Erick mengatakan, dunia saat ini sudah menghadapi gelombang kedua disrupsi digital. Jika pada gelombang pertama disrupsi digital muncul e-commerce maka pada kali ini ini ditandai dengan adanya health tech, edutech hingga fintech.
"Hari ini second wave-nya sudah masuk, health tech yang merupakan kehidupan keseharian kita, edutech, fintech kemarin ribut-ribut pinjol babak belur. Saya nggak mau bicara third wave nanti nambah-nambah nakutin yang namanya metaverse cuman jangan hari ini, nanti kita diskusi sendiri yang third wave," tuturnya.
Akan tetapi, dia mengatakan agar tidak panik, karena Indonesia masih memiliki pasar terbesar di Asia Tenggara. Dia bilang Indonesia masih berpotensi tumbuh menjadi negara ekonomi keempat terbesar di dunia pada 2045.
"Karena itu saya sejak awal di BUMN dan saya yakin tidak mungkin BUMN ini menjadi menara gading. Yes kita merupakan sepertiga ekonomi Indonesia, karena itu BUMN ini sekarang kita konsolidasikan. Yang penting BUMN yang sehat yang harus kita jaga, BUMN yang menjadi lokomotif kita. Tidak hanya di korporasi tapi di pelayanan publik," pungkasnya.(dtf)