Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, membuka grand launching Kelas Perempuan Mandiri dan Berbudaya (KELAPA MUDA) di Medan, Senin (13/12/2021). Dari program tersebut gubernur berharap dapat mewujudkan desa ramah perempuan dan peduli anak (DPPPA) di Sumut.
Gubernur Edy berharap, program yang dirilis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sumut itu bisa terwujud. "Saya yang atur APBD. Di otak saya, keuangan ini diturunkan ke desa-desa. Gak bisa saya turunkan kalau ga diubah orang-orangnya. Jangan hilang uang ini, salah semua nanti," ujarnya.
Dengan begitu, kata Edy, dengan tercipta, terbangun desa, membangun desa menata kota, ekonomi pasti berkembang. "Intinya itu di desa. Perlu action, silahkan bikin kelapa muda, kelapa tua, tapi actionnya. Jangan dianggarkan saja. Saya harap ini terwujud kedepanya," harap Guberur Edy.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut, Nurlela, mengatakan, KELAPA MUDA merupakan salah satu model pembelajaran perempuan di kalangan akur rapat melalui proses pendidikan sepanjang hayat. Selain itu KELAPA MUDA juga merupakan model advokasi dan sinergi untuk pemberdayaan perempuan di akur rapat.
"Tujuannya mengembangkan kepemimpinan perempuan agar memiliki kesadaran kritis, kepedulian, solid, dan kecakapan sehingga lebih berdaya saing dalam mengatasi persoalan dirinya, keluarga dan mampu berkontribusi melakukan perubahan sosial di lingkungannya," terangnya.
Pada tahun 2021, kata Nurlela, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) telah menginisiasi KELAPA MUDA dengan pilot projek Desa Denai Kuala, Kabupaten Deli Serdang. "Direncanakan ke depan akan melibatkan 33 kabupaten kota se-Sumut, puskesmas dengan layanan ramah anak. Pusat Informasi Ramah Anak, Pusat Kreatifitas Anak, dan KELAPA MUDA. Inilah komitmen Pemprov Sumut dalam upaya mewujudkan DPPPA menuju Sumut bermartabat," katanya.
Sementara itu, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut, Dina Lubis, selaku pembicara memaparkan, pandemi Covid-19 sudah memengaruhi kondisi di desa dan di kota. Begitupun persoalan gender.
Berdasar data yang dihimpun, Dina Lubis menyebutkan, jumlah penduduk di Sumut tercatat 14,8 juta jiwa. Dari jumlah tersebut 50,15% berjenis kelamin laki-laki, dan 49,85% perempuan. "Daerah yang sudah mewujudkan desa ramah anak dan perempuan, serta bebas stunting, berada di Denpasar," katanya.
Ia menyebutkan pada tahun 2021 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sumut 72. Berdasarkan jenis kelamin, IPM laki-laki 75,91 sedangkan IPM perempuan 69,14. "IPM laki-laki terbilang tinggi dibanding perempuan yang dibilang sedang," ucapnya.
Untuk usia harapan hidup, lanjut Dina Lubis, perempuan (71,08) lebih lama harapan hidupnya jika dibanding laki-laki (67,62).
"Jadi tujuan pembangunan desa berdasar Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tebtabg desa yakni meningkatkan kualitas hidup manusia, meningkatkan kesehatan masyarakat desa, mengurangi kemiskinan," pungkasnya.