Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengaku semakin memahami arti penting penyerapan anggaran. Ia sebelumnya kurang mengerti karena latar belakangnya seorang prajurit.
"Tapi nilai matematika saya bagus loh Pak Dadang (Kepala BPN Sumut)," ujar Edy pada penyerahan DIPA dan TKDD Tahun 2022, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Senin (13/12/2021).
Karena semakin paham, Gubernur Edy berupaya keras agar tinggi serapan APBD Sumut tahun anggaran 2021. "Kalau di Desember ini sudah 76 persen (serapan anggaran belanja)," sebut Edy Rahmayadi.
Ia pun mengapresiasi sekaligus menyoroti serapan anggaran belanja daerah pada APBD 2021 di 33 kabupaten/kota yang ada di Sumut. Dipaparkannya, realisasi serapan per 23 November 2021 itu dalam slide layar.
Terlihat 5 pemerintah daerah (Pemda) yang terendah serapan anggaran belanjanya, di antaranya Pemkab Karo dan Pemko Medan. "Karo, Bupati Karo mana ini?," tanya Edy dari depan. Lantas ada seorang pejabat berdiri, yang mengaku mewakili bupati.
Mendengar laporan bahwa baik Bupati Karo maupun Wakil Bupati Karo tidak hadir karena alasan menerima kunjungan DPD, Gubsu Edy pun makin geram.
Ia bahkan menginstruksikan agar kepala daerah yang tidak hadir pada acara itu, ditunda penyerahan TKDD-nya. "Lebih penting ini daripada itu," ujar Edy dengan nada kesal.
Berdasarkan paparan Edy, inilah 5 Pemkab/Pemko terendah serap anggaran belanja:
1. Karo 41,53%
2. Toba 41,56%
3. Padang Lawas 41,83%
4. Medan 42,40%
5. Sibolga 42,45%
Sedangkan 5 Pemkab/Pemko tertinggi serap anggaran belanja:
1. Batu Bara 70,75%
2. Asahan 67,69%
3. Tapanuli Tengah 67,31%
4. Samosir 67,09%
5. Tapanuli Selatan 66,42%