Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Pematangsiantar. Sektor pariwisata menjadi salah satu ujung tombak perekonomian nasional, khususnya Sumatra Utara (Sumut) dengan beragamnya objek wisata yang dimiliki. Namun di masa pandemi, banyak pelaku usaha pariwisata kesulitan untuk menghidupkan kembali lini usaha lantaran minimnya modal usaha dan tingginya beban perusahaan selama beberapa saat tidak beroperasi. Menghadapi hal tersebut, OJK mendorong pengembangan sektor pariwisata seperti Horeca (Hotel, Restoran, Café) menjadi salah satu prioritas pemulihan, terutama di daerah yang memiliki banyak objek wisata.
"Di awal pandemi yang lalu, OJK juga telah mengeluarkan kebijakan stimulus dan senantiasa berkomunikasi dengan perbankan untuk mendorong penyaluran kredit pada pelaku usaha pariwisata," kata Kepala OJK Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansori, yang diwakili Direktur Lembaga Jasa Keuangan, Untung Santoso, pada Media Gathering dengan tema 'Penguatan Sektor Pariwisata di Sumut', di Hotel Horison Pematangsiantar, Rabu (15/12/2021).
Untung mengatakan, dukungan pada pemulihan pariwisata dilakukan juga dengan menyelenggarakan Festival UMKM Toba Vaganza dengan tema "UMKM Bangkit, Ekonomi Tumbuh" di Kabupaten Simalungun pada tanggal 12-14 November 2021 dilanjutkan di Atrium Centre Point Mall, Medan pada tanggal 15-21 November 2021. Kegiatan yang didukung Pemerintah dan Pemda ini meliputi pameran, pelatihan, sosialisasi, dan business matching UMKM yang melibatkan 80 pelaku UMKM, 20 klaster penerima KUR klaster kopi dan jagung, 33 perwakilan TPKAD di wilayah Sumuy, IJK, pelaku start-up dan e-commerce, praktisi serta masyarakat Sumut.
Sementara itu, sesuai pemantauan per Oktober 2021, kredit bank umum terhadap sektor pariwisata di Sumut tercatat sebesar Rp4,69 triliun dan sudah mulai menunjukkan pertumbuhan positif di angka 0,39% (yoy). Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh sub sektor penginapan dan makan minum yang masing-masing bertumbuh cukup signifikan di angka 33,57% dan 26,82% (yoy).
"Hal ini menunjukkan bahwa pelaku usaha pendukung pariwisata di Sumut sudah mulai bangkit kembali," kata Untung.
Terkait kinerja kredit di Sumut, kata Untung, riskonya tetap terjaga disaat penyaluran digenjot seiring dengan membaiknya ekonomi. Hal itu, tercermin dari rasio NPL gross yang dapat turun hingga di bawah 3%, yaitu sebesar 2,73%. Penurunan tersebut seiring dengan semakin melandainya restrukturisasi kredit Covid-19 di Sumuy yang terealisasi sebesar Rp25,45 triliun per Oktober 2021, menurun dibanding per Desember 2020 sebesar Rp26,73 triliun.
"Penurunan ini sejalan dengan upaya OJK dalam pemulihan ekonomi dan agar perbankan konsisten membentuk cadangan. Tujuannya agar perbankan bisa menggunakan cadangan tersebut sebagai penyangga untuk menekan NPL, khususnya nasabah restrukturisasi kredit akibat Covid-19. Sehingga pada saat program stimulus restrukturisasi telah mencapai tahap penyelesaian, bank tetap dalam kondisi yang sehat dan stabil," kata Untung Santoso.