Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ratusan benda bersejarah yang masuk kategori keris atau "senjata tajam" dari beragam etnis dan daerah serta berbagai era, dipamerkan dalam acara Pameran Pusaka Semenda Melayu. Pameran ini digelar di Warung Budaya, Medan Sunggal, 17-19 Desember 2021. Pameran dibuka langsung Kepala Dinas Kebudayaan Medan OK Zulfi dan dihadiri perwakilan dari Dinas Pendidikan Medan, utusan Kedatukan Sunggal, budayawan, sejarawan dan seniman serta unsur pemerintah setempat.
"Saya sangat berterimakasih kepada penggagas dan panitia, karena sesungguhnya acara semacam ini mestinya tanggungjawab kami. Namun kami belum bisa melakukan karena berbagai kekurangan. Saya sangat terharu melihat besarnya perhatian masyarakat pencinta benda bersejarah, khususnya keris, sehingga kegiatan ini bisa berlangsung dengan baik," kata OK Zulfi.
Mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan ini menjelaskan, perlunya edukasi secara holistik dan ilmiah tentang keris. Sebab persepsi selama ini, keris selalu dikaitkan dengan hal klenik. Padahal sambung, OK Zulfi, banyak pengetahuan yang ada pada keris. Antara lain keadaban, estetika, seni, budaya dan sejarah.
"Kalau dimitoskan bisa jadi muncul dia (klenik) namun perlu juga pandangan yang luas dan real, misalnya dari sisi sejarah dan budaya, karena keris adalah benda yang mengandung nilai seni yang sangat tinggi," tegasnya.
Ketua Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) Sumatera Utara, Phil Ichwan Azhari menambahkan, kegiatan ini sebenarnya sudah diagendakan sejak dua tahun lalu, tetapi tertunda karena covid dan baru bisa dilaksankan saat ini. Ichwan menambahkan, dari riset yang dilakukannya ia menemukan indikasi yang mengarah pada fakta bahwa keris awalnya berasal dari Sumatra.
"Ini perlu ditelusuri lebih mendalam. Tentu perlu kajian yang lebih komprehensif dan mencakup banyak aspek. Pameran ini sebenarnya hanya pemanasan untuk kerja-kerja yang lebih luas di masa mendatang," ungkap Ichwan.
Diterangkan Ichwan, keris adalah produk teknologi adiluhung di masa lalu. Hal itu dapat dilihat dari bahan dan tampilannya. Bahkan, sambung Ichwan, keris yang dibuat saat ini jauh berbeda kualitasnya baik dari sisi bahan maupun tampilan.
Sementara Ketua SNKI Pusat Fadli Zon dalam sambutannya secara daring mengapresiasi kegiatan ini. Fadli Zon berharap, pameran ini akan membuka cakrawala dan keingintahuan masyarakat luas terhadap keris maupun benda bersejarah lainnya dan pada akhirnya tertarik untuk melestarikannya.
Mewakili Kedatukan Sunggal, Datuk M. Ikram gelar Datuk Bendahara berharap agar Dinas Pendidikan Kota Medan memasukkan budaya Melayu sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah. Ia juga berharap kegiatan seperti ini bisa berlangsung secara berkesinambungan dan memanfaatkan teknologi digital untuk publikasinya.
Amatan medanbisnisdaily.com di gedung pameran, benda-benda bersejarah yang dipamerkan itu di antaranya aneka keris dari berbagai etnis di Sumatera, piso tumbuk lada (Karo) Piso Gaja Dompak (Toba) bermacam mata tombak. Harganya ada yang mencapai puluhan juta rupiah. Pameran ini dimeriahkan orkes Melayu yang membuat kegiatan ini lebih semarak.