Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Berkembangnya ekonomi syariah dan industri halal mendorong pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Produk halal yang awalnya jadi kebutuhan masyarakat muslim kini beranjak menjadi gaya hidup dan tren perdagangan global.
Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi syariah dan industri halal dipandang sebagai sumber mesin pertumbuhan ekonomi baru. Umat muslim dunia membelanjakan tidak kurang dari US$ 2,02 triliun untuk kebutuhan di bidang makanan, farmasi, kosmetik, fashion, pariwisata, dan sektor-sektor syariah lainnya (data The State of the Global Islamic Economy Report 2020/21).
"Kita juga perlu untuk turut serta, fastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan, berupa peningkatan kualitas dan produktivitas industri halal, agar produk-produk nasional memiliki daya saing dan diminati tidak hanya oleh konsumen domestik, namun juga oleh masyarakat global," ujar Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/12/2021).
Ma'ruf menyampaikan faktor-faktor yang mendukung Indonesia jadi pusat pertumbuhan ekonomi syariah. Pertama adalah Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia (229,6 juta berdasarkan data 2020). Kedua, preferensi dan loyalitas masyarakatnya terhadap merek produk lokal yang cukup tinggi.
Ketiga, adalah fakta bahwa Indonesia merupakan net exporter produk makanan halal dan fashion dengan total nilai ekspor masing-masing mencapai USD22,5 miliar USD10,5 miliar. Keempat, meningkatnya investasi di bidang ekonomi syariah.
"Selanjutnya, konsep ekonomi syariah bersifat universal dan inklusif, dan bahkan telah menjadi pilihan kebutuhan hidup masyarakat," jelas Ma'ruf.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia, ia menyampaikan perlunya penguatan industri produk halal, seperti peningkatan kapasitas produksi produk halal melalui pembentukan Kawasan Industri Halal (KIH), pembentukan zona-zona halal, maupun sertifikasi halal.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal, diadakan Acara penghargaan Indonesia Halal Industy Award (IHYA) 2020 pada Jumat (17/12). Melalui Penghargaan IHYA 2021, Ma'ruf Amin berpesan agar para pelaku industri tidak berhenti berinovasi dan memberi sumbangsih bagi majunya industri halal nasional.
"Saya meminta sektor-sektor terkait terus mendorong upaya percepatan dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia," pesannya.
Dalam acara tersebut, Ma'ruf Amin memberikan 14 penghargaan dari tujuh kategori yang dinilai dalam ajang IHYA 2021 serta satu penghargaan Best of the Best. Ketujuh kategori tersebut adalah sebagai berikut:
1. Best Halal Innovation yang diberikan kepada berbagai pihak yang melakukan inovasi di bidang halal, baik secara individu, kelompok, lembaga, maupun perusahaan industri.
2. Best Social Impact Initiative, diberikan kepada kelompok dan perusahaan yang berperan besar dalam pengembangan Industri Halal, baik pada zona lokal, daerah, maupun nasional dengan mengalokasikan secara khusus penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau sumber pendanaan lainnya.
3. Best Halal Supply Chain, diberikan kepada perusahaan industri yang secara konsisten mampu memastikan bahan baku dan bahan penolong yang digunakan berasal dari sumber-sumber yang halal, thoyyib, dan mampu tertelusur.
4. Best Small and Medium Enterprise, diberikan kepada perusahaan industri kategori kecil dan menengah yang secara konsisten menjalankan prinsip-prinsip Halal dalam menjalankan produksinya.
5. Best Halal Industrial Estate, diberikan kepada perusahaan Kawasan Industri yang menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan Kawasan Industri Halal.
6. Best Export Expansion, diberikan kepada perusahaan industri yang menunjukkan kinerja ekspor produk halal yang luar biasa.Best Halal Program Support yang diberikan kepada institusi yang memberikan dukungan terhadap tumbuhnya industri halal nasional.
7. Best Halal Program Support yang diberikan kepada institusi yang memberikan dukungan terhadap tumbuhnya industri halal nasional.
Pada penghargaan IHYA 2021, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan apresiasi kepada Wakil Presiden selaku tokoh penggerak dan inisiator Ekonomi Syariah, termasuk di dalamnya pengembangan industri halal.
Penamaan kegiatan dengan IHYA, terinspirasi dari salah satu kitab fenomenal karangan Imam Al-Ghazali yaitu Ihya Ulumuddin atau Al-Ihya.
"Secara bahasa Ihya Ulumuddin berarti menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama. Kemenperin berharap, dapat ikut memperkuat ekosistem ekonomi syariah pada umumnya, dan industri halal khususnya melalui ajang penghargaan ini," jelas Menperin.
Sebelum pada puncak acara penghargaan, IHYA 2021 diikuti dengan serangkaian kegiatan seperti sosialisasi di beberapa kota antara lain Jakarta, Tangerang, Surabaya dan Makassar. Adapun proses penjurian IHYA 2021 melibatkan juri dari kalangan pembina sektor, Kementerian dan Lembaga terkait, akademisi, organisasi masyarakat, dan perguruan tinggi Islam.
"Keterlibatan multi stakeholder dalam kegiatan IHYA 2021 menjadi penting, karena menggambarkan IHYA sebagai kegiatan kolaboratif dari semua pihak. Bukan hanya kegiatan Kemenperin semata," tutur Agus.
Kolaborasi juga diwujudkan pada kesempatan yang sama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Menteri Agama mengenai Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Industri di Lingkungan Pesantren (Santripreneur). Kerja sama ini bertujuan meningkatkan koordinasi kedua kementerian dalam pengembangan ekonomi dan kemandirian pesantren melalui program Santripreneur.
"Nantinya, Kemenperin dan Kemenag bersama-sama akan menyusun rencana kerja, melakukan promosi dan pembentukan sinergi kemitraan antar pesantren di sektor industri, serta pertukaran data dan/atau informasi untuk penumbuhan dan pengembangan wirausaha industri di lingkungan pesantren," jelas Menperin.
Kemenperin berharap kegiatan IHYA 2021 dapat menjadi langkah awal bersama dalam rangka membangun ekosistem industri halal nasional, menaikkan reputasi industri lokal dan meningkatkan daya saing industri nasional di tingkat global.(dtf)