Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tritech di Jalan Bhayangkara Medan angkat bicara terhadap pernyataan salah satu siswanya di media yang mengaku dipecat karena konten Tiktok. Padahal faktanya, siswa berinisial EG (17) ini kerap berulah sejak duduk di sekolah tersebut.
"Kita harus meluruskan, sebab seolah-olah kami memecat siswa karena didasari pembuatan konten Tiktok, padahal tidak, tapi kenapa kami malah diserang," kata Kepala SMK Tritech, Muhammad Herizal Sinambela kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (21/12/2021) malam.
Dijelaskannya, siswa kelas XII itu sedari mengenyam pendidikan di SMK Tritech kerap berulah terutama dalam absensi, tidak ikut PKL dan lainnya. Mulai dari kelas X, EG selalu buat kesalahan dari absensinya sehingga kerap mendapat surat peringatan (SP).
"Telah berulangkali kita berikan teguran mulai dari kelas X hingga XII, mulai dari SP 1 dan III, tapi karena dasar kita mendidik tidak serta merta mengeluarkannya, namun memberikan kesempatan memperbaikinya dengan perjanjian tertulis untuk tidak mengulangi kembali," beber Herizal.
Dijelaskan Herizal, usai mendapat SP III, sudah ada dua surat perjanjian pernyataan yang diberikan. Bunyi surat pernyataan pada 22 November 2021 yang ditandatangani oleh orang tua EG tertulis bahwa apabila ada membuat kesalahan lagi maka EG akan dikeluarkan.
"Jadi siswa ini kita pecat dasarnya bukan karena konten Tiktok melainkan runtut dari kesalahan-kesalahan yang dia buat dan ada surat perjanjian secara tertulisnya," tegas Herizal.
Terkait konten Tiktok yang dirumorkan EG di media, Herizal menjelaskan bahwa isi konten itu memang sudah merendahkan dunia pendidikan, khususnya di sekolah tersebut.
"EG di akun Tiktok miliknya pada 4 Desember 2021 lalu membuat, 'Tritech ini bos, nilai tidak perlu SPP no satu'. Jadi konten ini kan jelas merendahkan dunia pendidikan, seakan-akan ilmu pendidikan itu bisa diatur dengan uang," jelasnya.
Oleh sebab itu, pemberitaan terkait akun Tiktok hingga memecat EG ditegaskan Herizal tidaklah benar. Sebab, pihaknya selalu memberi ruang kepada siswanya berkreasi pada jam istirahat, tapi tidak di jam belajar.
"Jadi kalau ini terus berkembang maka mau tidak mau kita akan mengambil langkah hukum kepada mereka. Jadi kita meminta permohonan maaf secara terbuka dari mereka (EG), apabila tidak maka dengan terpaksa kita akan menempuh jalur hukum terhadap kasus ini," pungkasnya.