Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah mengatakan akan menerapkan micro-lockdown bila telah terjadi transmisi lokal varian Omicron. Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman mengingatkan perlunya kecepatan dalam mendeteksi kasus.
"Kalau saya melihatnya maksud dari micro lockdown ini yang dimaksud seperti PPKM Mikro, ya bisa saya kira akan membantu. Masalahnya ini kunci dalam kaitan ini adalah deteksi atau menemukan kasus dengan cepat atau dini," ujar Dicky kepada wartawan, Senin (27/12/2021).
Dicky mencontohkan keberhasilan obat COVID-19. Menurutnya semakin cepat terdeteksi maka akan semakin cepat dan efektif pemberian obat tersebut.
Hal ini menurutnya sama dengan keberhasilan micro-lockdown yang nantinya akan dilakukan. Dicky menilai kunci keberhasilan micro-lockdown adalah penemuan kasus yang cepat.
"Seperti halnya bicara obat antivirus untuk SARS-CoV-2 ya misalnya, itu kunci keberhasilannya ada di deteksi dini. Semakin cepat pemberiannya maka semakin efektif. Jadi sama dengan micro-lockdown ini, kalau dia dilakukan dengan cepat, pada awal yang masih kasusnya terdeteksi sedikit belum ke mana-mana, masih di lokal situ, atau dalam hal ini faktor kecepatan menjadi kunci," kata Dicky.
"Oleh karena itu keberhasilan dari strategi ini, atau apapun itu, kembali kuncinya di penemuan kasus ini dengan cepat," sambungnya.
Sehingga dinilai perlu adanya peningkatan surveilans. Serta peran aktif masyarakat dalam melaporkan ada tidaknya gejala dan riwayat perjalanan.
"Tentu artinya kita harus meningkatkan surveilans kita, meningkatkan radar kita ini dengan mencari kasus kasus yang bergejala ini, terutama yang memiliki kontak atau riwayat perjalanan dari luar," katanya.
"Ini yang harus dicari dan tentu di sini juga ada peran aktif masyarakat yang kita tuntut, misalnya mereka baru perjalanan dari luar negeri, atau orang yang kontak dari perjalanan luar negeri kok ada gejala, nah ini yang harus proaktif dan melapor tanpa harus meninggalkan tempatnya," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan saat ini belum terlihat indikasi peningkatan kasus Corona akibat gelombang Omicron. Namun pemerintah akan memberlakukan pengetatan PPKM lagi apabila kasus corona melebihi ambang batas.
"Pemerintah tetap hati-hati dan waspada. Monitoring terhadap data COVID-19 dilakukan secara ketat hingga level kabupaten/kota," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (27/12).
Luhut mengatakan pemerintah akan memberlakukan pengetatan lagi jika melebihi ambang batas tertentu. Luhut meminta Kementerian Kesehatan dan Satgas COVID-19 memantau penambahan kasus baru di Tanah Air.
"Sebagaimana saya sampaikan minggu lalu, pengetatan kegiatan masyarakat baru akan dilakukan ketika sudah melebihi threshold tertentu, dengan memperhatikan tidak hanya kasus harian, tetapi juga kasus perawatan di RS dan kematian. Jadi tiap hari Kemenkes dan Satgas melakukan monitor yang ketat mengenai data data ini. Kita bekerja berdasarkan data," kata Luhut.
Selain itu, Luhut meminta setiap daerah kembali memperkuat testing dan tracing karena dalam beberapa waktu terakhir terjadi penurunan. Sebab, di beberapa tempat telah sempat melaporkan data 0 COVID-19, tapi Luhut tetap meminta kepala daerah tetap konsisten melakukan testing dan tracing agar dapat mendeteksi varian Omicron.
Luhut menambahkan, testing dan tracing akan membantu pemerintah mengidentifikasi potensi penyebaran kasus dengan cepat dan mengisolasi penyebaran tersebut supaya tidak meluas. Dengan demikian, penerapan micro-lockdown seperti di Wisma Atlet dapat diberlakukan jika seandainya telah terjadi transmisi lokal varian Omicron.
"Melalui testing dan tracing yang kuat, langkah lockdown di level mikro, seperti yang dilakukan di Wisma Atlet, dapat kita implementasikan seandainya terjadi transmisi lokal varian Omicron yang sudah terdeteksi," kata Luhut.(dtc)