Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pandemi COVID-19 yang belum selesai memang masih membuat ketidakpastian di pasar modal. Terlepas dari itu ternyata jumlah investor pasar modal malah meningkat 92,7% dibanding tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan sepanjang 2021 jumlah investor di pasar modal Indonesia bertambah sekitar 3,6 juta investor, sehingga jumlahnya jadi 7,48 juta.
"Kita mencatat sedikitnya terdapat penambahan 3,6 juta investor pasar modal baru, sehingga mencapai 7,5 juta investor atau meningkat 92,7%," kata Inarno dalam konferensi pers virtual, Kamis (30/12/2021).
Kenaikan investor pasar modal ini naik 8 kali lipat lebih tinggi dari 2016 yang saat itu jumlah investor pasar modal mencapai 894 ribu. Jumlah investor saham juga bertambah 1,7 juta investor, menjadi 3,4 juta investor.
"Di antara jumlah investor pasar modal itu, jumlah investor saham juga mengalami peningkatan pesat sebanyak 1,7 juta investor jadi 3,4 juta investor. Syukur alhamdulillah ini pencapaian yang tertinggi juga, meningkat lebih dari 100% dalam setahun terakhir ini," tuturnya.
Secara khusus, pertumbuhan investor ritel pada 2021 ditopang oleh kalangan milenial (kelahiran 1981-1996) dan Gen-Z (kelahiran 1997-2012) sebesar 88% dari total investor ritel baru (per November 2021). Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 56,2% dari tahun sebelumnya sebesar 48,4%.
Aktivitas pasar modal sepanjang 2021 tumbuh positif. Hal itu tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai level 6.600 pada 29 Desember 2021 (meningkat 10,4% dibanding tahun lalu), dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 8.277 triliun (naik hampir 18% dibanding tahun lalu).
Sementara itu, aktivitas perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibanding akhir tahun lalu. Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat di angka Rp 13,39 triliun atau naik lebih dari 45% dibanding posisi akhir tahun lalu yakni Rp 9,2 triliun.
Frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,29 juta kali transaksi atau naik 91% dibanding akhir 2020 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan bursa di kawasan ASEAN sepanjang tiga tahun terakhir. Pertumbuhan signifikan juga tercermin pada rata-rata volume transaksi harian yang telah mencapai 20,6 miliar saham atau naik lebih dari 80% dibanding akhir tahun lalu.(dtf)