Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pakar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam menyebut Indonesia masih berada dalam fase bencana COVID-19. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengakhirinya.
"Kita banyak belajar dari COVID Covid-19 ini bahwa ternyata memang ketahanan kesehatan kita sangat lemah. Permasalahan kesehatan yang muncul di tahun 2022 juga dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung," tutur Prof Ari dalam keterangan tertulis, Minggu (2/1/2022).
Faktor pendukung yang dimaksud antara lain keterbatasan big data, bahan baku obat, reagen dan alat kesehatan yang sebagian besar masih impor, kekurangan dokter di daerah karena distribusi dokter umum, spesialis dan subspesialis yang tidak merata di Tanah Air.
Belum lagi kemunculan varian Omicron yang menjadi kekhawatiran dunia. Dokter spesialis penyakit dalam ini mengatakan hampir 1 bulan setelah pertama kali dilaporkan, sudah 78 negara yang menyampaikan keberadaan Omicron di negaranya melalui platform GISAID dan lebih cepat dari penyebaran Delta.
Ada beberapa cara menekan penyebaran COVID-19, khususnya dengan transformasi kesehatan untuk menekan risiko terjadinya gelombang ketiga.
"Vaksin merah putih harus terus didukung agar sesuai dengan peta jalan yang telah dibuat, diharapkan vaksin merah putih sudah menjalani uji klinik pada pertengahan tahun 2022, sehingga pada akhir tahun 2022, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksin produksi dalam negeri," jelasnya.(dtc)