Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Mantan personel Slank, Pay Burman menceritakan pengalamannya sembuh dari narkoba. Hal itu terjadi setelah Pay Burman meninggalkan Slank.
Awal mula Pay Burman menggunakan narkoba saat masih tergabung dalam Slank pada 1993.
Saat itu Pay Burman mengaku telah mengkonsumsi putau. Keadaan psikis atau fisiknya dulu sangat tidak baik ketika menggunakan putau.
Pay Burman menegaskan, putaw adalah hal yang paling berbahaya dari narkotika. Ia merasa putau dapat membuat diri seseorang hancur.
"Orang normal kalau pakai putau jadi mabok. Tapi orang yang udah biasa pakai putau, kena putau jadi normal," ujar Pay Burman, dikutip detikcom dari YouTube milik Batakvia Media, Senin (3/1/2021).
"Jadi supaya gua normal, gua harus kena kayak gitu setiap hari. Hancur tuh lama-lama, mulai tuh dunia tambah gelap," lanjut Pay Burman.
Mantan gitaris Slank ini mengaku dahulu sudah tak punya apa-apa saat menggunakan putau. Bahkan gitar-gitarnya dulu sudah habis ia jual.
Pay Burman berhasil lepas dari narkoba karena bantuan ibunya. Sang ibu saat itu berusaha membawa Pay Burman ke panti rehabilitasi.
Kehadiran ibunya selalu membantu Pay Burman lepas dari narkoba. Pay merasa ia selalu dirawat dan dijaga oleh ibunya sejak dulu.
"Waktu gue masih pake putau, dia (ibu) tuh nyamperin gue kemana-mana. Bawain rantang kasih makanan, padahal dia single parent," tutur Pay Burman.
Uniknya, Pay Burman mengaku pernah ke bandar putau bersama ibunya. Hal itu ia lakukan untuk menggunakan putau yang terakhir kalinya.
Usai membelinya, Pay Burman langsung menggunakan putau itu di salah satu kawasan Jakarta. Hal itu menjadi momen terakhir Pay Burman menggunakan putau.
"Gue pernah bilang, 'Mak, sekali aja deh, terakhir ini make'. Ya dianterin gue ke bandar putau. Make di tempat di Roxy, bedeng gitu. Ngeliat gue, yaudah, 'terakhir' dia bilang," lanjut Pay Burman.
Saat itu Pay Burman langsung dibawa ke pusat rehabilitasi yang awalnya sangat menyiksanya. Ia bahkan merasa sangat tertekan di sana.
Bukan hanya itu saja, Pay Burman bahkan pernah kabur dari pusat rehabilitasi.
Ia mencoba memanjat pagar kawat setinggi 3 lantai. Sesampainya di atas, asbes atap yang menjadi pijakannya hancur dan rubuh. Pay Burman pun saat itu terjatuh.
Alasannya memilih kabur dari pusat rehabilitasi karena ia merasa tak kuat menjalani perawatan di sana.
Akhirnya Pay Burman memilih menjalani rehabilitasi di rumahnya dengan menggunakan obat-obatan dari China.
"Akhirnya gue dijagain di rumah sekitar 10 hari. Obat ini menurut gue cukup bagus saat itu. Jadi kalau dikasih obat dokter itu kayak buat orang gila. Ngeblank kayak orang gila, kalau ini nggak," tutur Pay Burman. dtc