Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Neraca perdagangan luar negeri Sumatra Utara (Sumut) per November 2021 surplus US$ 5,968 miliar. Tercatat, sepanjang Januari-November 2021, ekspor Sumut mencapai US$ 10,737 miliar sementara impor di periode yang sama hanya US$ 4,769 miliar. Tapi meski berhasil surplus, sayangnya Sumut tercatat masih tekor berdagang dengan lima negara mitra utama yakni Singapura, Argentina, Australia, Brazil dan Malaysia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, sepanjang Januari-November 2021, kerugian Sumut berdagang dengan lima negara ini mencapai US$ 733,754 juta. Kerugian terbesar berasal dari perdagangan dengan Singapura sebesar US$ 344,752 juta. Karena nilai impor Sumut dari negara tersebut mencapai US$ 439,187 juta, sedangkan ekspor hanya US$ 94,435 juta.
Kerugian Sumut kedua terbesar disumbangkan perdagangan dengan Argentina sebesar US$ 185,409 juta. Ekspor Sumut ke Argentina hanya US$ 13,787 juta sementara impor di periode yang sama mencapai US$ 199,196 juta.
"Negara ketiga yang membuat Sumut tekor adalah Australia. Data mencatat, Sumut tidak mampu meraup keuntungan dari negara ini. Karena ekspor Sumut ke Australia hanya US$ 78,772 juta, sementara impor US$ 211,795 juta. Itu artinya, Sumut rugi hingga US$ 133,024 juta," kata Koordinator Fungsi Distribusi BPS Sumut, Dinar Butar-butar, Rabu (5/1/2022).
Selanjutnya perdagangan dengan Brazil tekor US$ 43,595 juta, dimana ekspor hanya US$ 91,875 juta dan impor mencapai US$ 135,470 juta. Sementara itu, perdagangan dengan Malaysia sepanjang Januari-November 2021 juga rugi US$ 26,974 juta, dimana ekspor Sumut ke negara tersebut hanya US$ 418,648 juta dan impor di periode yang sama mencapai US$ 445,621 juta.
Namun meski masih tekor dengan lima mitra dagang utama, kinerja ekspor Sumut secara keseluruhan sudah cukup bagus karena mampu membukukan surplus US$ 5,968 miliar. Jika dilihat dari sisi pertumbuhannya, sudah tumbuh hingga 46,38% atau senilai US$ 3,402 miliar dibandingkan Januari-November 2020. "Ini menunjukkan jika kinerjanya terus membaik setelah sempat dihantam pandemi Covid-19," kata Dinar.