Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Awal tahun 2022 menjadi momentum bagi para calon investor dan investor di pasar modal untuk mulai berinvetasi. Bagi investor baru, saatnya untuk menyusun portofolio. Sementara bagi investor yang telah menghitung hasil investasinya di tahun lalu, saatnya melakukan rebalancing atas portofolio yang dimiliki.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sumatra Utara (Sumut), Pintor M Nasution, mengatakan, dalam menyusun portofolio investasi, seorang investor sebaiknya melakukan diversifikasi. Atau memiliki lebih dari satu saham. "Karena semakin beragam saham perusahaan di dalam portofolio, semakin rendah risiko investasi," katanya, Jumat (7/1/2022).
Lalu, berapa jumlah ideal saham yang ada dalam portofolio investasi? Dikatakan Pintor, tidak ada ukuran yang pasti. Tapi indikatornya, semakin banyak dan terdiversifikasi, maka semakin baik. Ada indeks saham yang menghitung pergerakan saham-saham dengan likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar yang besar, dan didukung fundamental yang baik seperti indeks LQ45, Investor 33, IDX-30, dll, ada pula indeks saham yang berisi 20 saham pemberi dividen terbesar (IDX High Dividen 20). Komposisi saham yang masuk dalam perhitungan indeks-indeks saham ini bisa dijadikan rujukan untuk memilih saham yang akan diinvestasikan.
Namun, kata Pintor, bisa saja investor mengisi portofolio investasi kurang dari 20 saham, sesuai dana investasi yang disiapkan. Karena semakin banyak saham yang dibeli tentunya semakin besar modal yang harus disiapkan seorang investor. Yang jelas, tujuan penyusunan portofolio dilakukan dengan menghitung potensi return dan jangka waktu yang disiapkan investor dalam merealisasikan tujuannya. Jika investor hanya menaruh dana investasinya di satu saham misalnya, maka potensi risiko terhadap dana investasi tersebut akan tinggi.
"Karena jika satu saham yang dimilikinya tersebut mengalami penurunan harga, maka semua dana yang dimilikinya akan berkurang. Namun, jika dana tersebut dibelikan sejumlah saham atau dibentuk portofolio, bisa jadi tidak semua saham dalam portofolio miliknya mengalami penurunan harga," kata Pintor.
Pintor mengatakan, pembentukan portofolio diawali dengan mengidentifikasi saham-saham mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Sehingga akan terbentuk suatu portofolio yang optimum, yaitu portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak saham yang tercatat di BEI. Per 5 Januari 2022, ada sebanyak 767 saham tercatat di BEI. Investor bisa memilih saham-saham dari sektor usaha yang berbeda-beda. Sehingga, jika ada salah satu sektor yang tengah tidak baik kondisinya, misalnya akibat situasi ekonomi atau faktor lain, tidak semua dana investasi ikut anjlok.
"Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor masing-masing dengan return maupun terhadap risiko yang dapat ditanggungnya. Ketahui lebih dulu profil risiko dan jangka waktu investasi. Jika tidak memahami, minta bantuan konsultan finansial atau dealer yang ada di perusahaan sekuritas tempat investor membuka rekening saham," kata Pintor.