Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kasus Omicron di Indonesia terus bertambah. Hingga kemarin (8/1/2021) Kementerian Kesehatan RI mencatat total kasus Omicron di Indonesia mencapai 318 orang, dari penambahan 57 kasus baru Omicron, 7 di antaranya merupakan transmisi atau penularan lokal.
Pasien Omicron di Indonesia umumnya mengeluhkan gejala COVID-19 ringan didominasi batuk dan pilek. Hanya 1 persen yang memerlukan perawatan atau terapi oksigen.
Dikutip dari laman resmi Kemenkes RI, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) dr Siti Nadia Tarmizi memastikan pemerintah akan merekomendasikan penggunaan Molnupiravir dan Paxlovid bagi pasien COVID-19 Omicron tanpa gejala dan bergejala ringan.
"Selain itu, perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. Pasien dengan komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit," kata dr Nadia dalam keterangan tertulis.
Meski Omicron bergejala ringan, Kemenkes RI meminta masyarakat mewaspadai tingkat penularan yang sangat cepat. Pasalnya, jika kasus Omicron terus meningkat, bukan tidak mungkin fasilitas kesehatan akan ikut terbebani.
Strategi lainnya, Kemenkes juga merekomendasikan asesmen kebutuhan konsentrator oksigen atau isotank di daerah dengan peningkatan kasus perawatan COVID-19 seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara.
Lantaran banyak kasus Omicron diimpor dari pelaku perjalanan luar negeri, Kemenkes RI meminta masyarakat untuk menunda terlebih dulu bepergian atau wisata ke luar.
"Diharapkan masyarakat tidak melakukan perjalanan apalagi berwisata di saat risiko penularan Omicron sangat tinggi," pesan dr Nadia.(dth)