Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Nur-Sultan. Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, kembali memecat dua pejabat tinggi keamanan setelah terjadi kerusuhan berdarah di negaranya. Pemecatan diumumkan setelah atasan dari kedua pejabat yang dipecat itu dipecat dan ditangkap atas tuduhan pengkhianatan usai kerusuhan melanda Kazakhstan.
Seperti dilansir Reuters, Senin (10/1/2022), kedua pejabat tinggi yang dipecat itu merupakan deputi atau wakil untuk mantan kepala intelijen Kazakhstan, Komisi Keamanan Nasional, Karim Massimov, yang telah ditangkap atas dugaan pengkhianatan.
Situs resmi kepresidenan Kazakhstan mengumumkan pemecatan Marat Osipov dan Daulet Ergozhin sebagai deputi kepala Komisi Keamanan Nasional. Namun, alasan pemecatan itu tidak dijelaskan lebih lanjut dalam pengumuman yang dirilis Minggu (9/1) malam waktu setempat.
Bos kedua pejabat yang dipecat itu, Massimov, yang telah ditangkap merupakan mantan Perdana Menteri (PM) Kazakhstan yang dua kali menjabat dan dipandang dekat dengan mantan Presiden Nursultan Nazabayev (81) yang menjabat sebelum Tokayev.
Unjuk rasa memprotes kenaikan harga bahan bakar mencuat sepekan lalu sebelum meluas menjadi aksi memprotes pemerintahan Tokayev.
Tindak kekerasan yang mewarnai unjuk rasa itu memicu spekulasi soal perpecahan elite penguasa Kazakhstan, dengan Tokayev berjuang mengkonsolidasikan kekuasaannya setelah memecat sejak pejabat penting dan mencopot Nazarbayev dari peran kuat sebagai kepala Dewan Keamanan Kazakhstan.
Dalam pernyataan yang dimaksudkan untuk meredakan spekulasi keretakan, juru bicara Nazarbayev menyatakan sang mantan Presiden berada di ibu kota Nur-Sultan selama kerusuhan pecah dan memilih untuk memberikan jabatannya di Dewan Keamanan kepada Tokayev untuk meredakan krisis.
"Dia (Nazarbayev) dan kepala negara selalu berada 'di sisi yang sama dari barikade' ... Dalam masa-masa sulit ini, mereka telah menunjukkan sifat monolitik dari kekuatan negara bagi kita semua," sebut pernyataan itu, sembari menyerukan orang-orang untuk mendukung Tokayev.
Laporan media lokal Kazakhstan yang mengutip postingan media sosial pemerintah menyebutkan 164 orang tewas dalam kerusuhan tersebut. Namun angka itu belum dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan dan kepolisian Kazakhstan dan postingan itu belakangan dihapus.
Akses internet masih dibatasi dan jaringan telekomunikasi masih belum pulih sepenuhnya, sehingga sulit untuk mengonfirmasi data dan pernyataan tersebut.
Kepolisian setempat hanya menyebut bahwa lebih dari 6.000 orang ditangkap terkait kerusuhan yang diwarnai aksi pembakaran gedung pemerintahan tersebut.
Secara terpisah, kantor kepresidenan Kazakhstan dalam pernyataan terbaru mengklaim situasi kini telah stabil dan penegak hukum telah menguasai kembali gedung-gedung pemerintahan.
"Situasinya telah stabil di semua wilayah negara ini," tegas kantor kepresidenan Kazakhstan dalam pernyataannya.
"Operasi kontra-teroris ... akan berlanjut hingga para teroris benar-benar dimusnahkan," imbuh Wakil Menteri Pertahanan, Sultan Gamaletdinov, dalam pernyataannya.(dtc)