Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, dibikin kesal oleh Bupati Kabupaten Mandaling Natal (Madina), Muhammad Jafar Sukhairi Nasution.
Status darurat bencana banjir Madina yang dibikin bupati adalah penyebabnya. Menurut mantan Pangkostrad itu, tak seharusnya ada status darurat. Apalagi status bencana itu justru membuat orang ketakutan.
"Mandailing Natal mana? Pak jangan begitu, kejadian itu hari ini terus bapak memproklamirkan darurat bencana. Bukan begitu," kata Edy saat memberi sambutan pada seminar nasional kebencanaan di Medan, Selasa (18/01/2022).
Karena penetapan status itu, Gubernur Edy mengaku sibuk dihubungi banyak orang, seperti sejumlah pejabat dari Jakarta. "Sibuk Jakarta nelponi ada darurat bencana, kebingungan semuanya. Tak begitu," kata Edy.
Bupati Madina tak hadir saat itu, tapi diwakili sekretaris daerah. Lalu Gubernur Edy menjelaskan sejumlah kriteria penetapan status darurat kebencanaan, antara lain jika telah melanda 2/3 luas wilayah.
"Ini kejadian sedikit sungai meluap, darurat, stres semua orang," kata Gubernur Edy pada seminar bertemakan
Bencana dan Sumber Daya Manusia, Masa Depan Anak Bangsa, di Hotel Santika Premiere Dyandra, Jalan Kapten Maulana Lubis Medan itu.
Ia mengatakan bahwa penanggulangan bencana merupakan urusan bersama, yakni pemerintah, dunia usaha hingga masyarakat. Semua pihak memiliki tanggung jawab, baik sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana.
"Penanggulangan bencana merupakan urusan kita bersama, baik itu pra bencana, saat bencana dan pascabencana, jadi sama-sama kita di sini, makanya kalau ada yang curi-curi kayu beritahu, nanti bencana itu ujungnya, tak cukup polisi hutan itu mengurusi hutan yang luas. Untuk itu sama–sama kita menjaga hutan ini," ujar Edy lagi.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumut, Asren Nasution, dalam laporannya mengatakan, pada periode Januari–Desember 2021 telah terjadi 121 bencana yang tersebar di 31 kabupaten/kota di Sumut, serta berdampak rusaknya 1.150 bangunan akibat banjir, longsor dan angin puting beliung.
Kemudian 88,12 ha lahan terbakar, 74.585 rumah terendam dan 269 jiwa mengungsi akibat banjir, 27 orang meninggal, 69 orang luka-luka, tiga orang hilang dan 13,08 Km jalan mengalami kerusakan, 582 hektare perkebunan rusak dan 3.662,06 hektare lahan persawahan rusak.
"Mengingat penting dan strategis tugas ASN dalam kebencanaan, maka kompetensi dan komitmen aparatur perlu ditingkatkan, sehingga seminar ini diharapkan memberikan pemahaman cara dan upaya untuk mengurangi risiko bencana," jelasnya.
Seminar ini menghadirkan narasumber yakni mantan Deputi Penanganan Darurat BNPB Tri Budiarto, Wakil Rektor III Bidang Kerja Sama Kelembagaan Universitas Pertahanan RI, Laksda TNI Suhirwan, Kapuslatbang Kajian Hukum Administrasi Negara LAN RI Faizal Adriansyah, Guru Besar UINSU dan Ketua PW Muhammadiyah Prof Hasyimsyah, Ekonom Ahli BI Sumut Warsono, Guru Besar Psikologi USU Prof Irmawati, dan Ketua Komisi A DPRD Sumut Hendro Susanto.