Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Menutup perdagangan akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan penguatan yang sangat tajam. Setelah IHSG mengalami tekanan tiga hari berturut-turut di awal pekan. Pada perdagangan Kamis dan Jumat, IHSG ditutup berbalik. IHSG ditutup naik 1,5% di level 6.726,37. Kinerja IHSG seakan melawan kinerja bursa global khususnya bursa Eropa, yang dibuka melemah tajam.
Kenaikan IHSG tidak terlepas dari membaiknya harga komoditas mineral nasional yang mengalami pemulihan harga, ditambah kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan antisipatif dalam merespon kebijakan moneter global.
"Investor asing yang memegang posisi beli bersih diatas Rp 270-an miliar turut mendorong kinerja IHSG pada perdagangan hari ini," kata analis pasar modal, Gunawan Benjamin, Jumat (21/1/2021).
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah juga mengalami penguatan pada perdagangan hari ini. Rupiah ditransaksikan dikisaran 14.320 per dolar AS pada perdagangan sore. Kinerja mata uang rupiah terpantau membaik setelah sebelumnya BI mempertahankan besaran suku bunga acuannya.
Disisi lain, BI juga memperbaharui kebijakan GWM-nya. Serangkaian kebijakan BI tersebut menjadi katalis positif bagi pasar keuangan domestik. Dimana baik rupiah dan IHSG yang sempat tertekan selama 3 hari berturut, namun berbalik menguat di akhir pekan, tepatnya setelah BI memutuskan kebijakan moneternya.
"Saya menilai pelaku pasar masih nyaman dengan serangkaian kebijakan yang diambil BI. Terlebih BI akan mengambil langkah menyesuaikan besaran bunga acuan di tahun ini. Hal tersebut dinilai sebagai langkah yang bijak mengingat The Fed juga akan melakukan kebijakan yang sama," katanya.
Karena itu, kata Gunawan, pasar melihat ada langkah antisipatif, dan ini bukan hanya berbicara mengenai berapa besaran suku bunga acuan yang akan dinaikkan oleh BI nantinya. Akan tetapi, secara verbal BI terlihat memiliki pandangan akan pentingnya penyesuaian kebijakan moneter nantinya. Meskipun ancaman kedepan bukan berrarti telah hilang. The Fed dan gelombang Covid-19 masih akan menghantui kebijakan BI nantinya. Meskipun pelaku pasar masih nyaman dengan kebijakan BI sejauh ini.