Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pertempuran antara kelompok ISIS dan pasukan Kurdi di Suriah terus memakan korban jiwa di hari keempat. Pertempuran ini bermula setelah ISIS menyerang sebuah penjara yang menahan sesama anggota mereka. Tercatat lebih dari 120 orang tewas, termasuk tujuh warga sipil.
Dilansir kantor berita AFP, Minggu (23/1/2022) pertempuran tersebut dimulai sejak Kamis (20/1) malam waktu setempat oleh lebih dari 100 gerilyawan ISIS di penjara Ghwayran yang dikelola Kurdi di kota Hasakeh -- yang menampung jumlah terbesar di negara itu. Serangan tersebut adalah salah satu yang terbesar yang dilakukan ISIS sejak "kekhalifahan" mereka dikalahkan di Suriah hampir tiga tahun lalu.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, dalam pertempuran yang sedang berlangsung, para anggota ISIS berusaha membebaskan sesama anggotanya dan merebut senjata yang disimpan di penjara. Para ahli menggambarkannya sebagai upaya pengelompokan kembali yang terang-terangan.
"Setidaknya 77 anggota ISIS dan 39 anggota Kurdi, termasuk pasukan keamanan internal, penjaga penjara dan pasukan kontra-terorisme telah tewas dalam kekerasan di dalam dan di luar penjara sejak awal serangan," kata Observatorium.
Lebih lanjut, setidaknya tujuh warga sipil juga tewas dalam pertempuran tersebut.
Pertempuran Hari Keempat
Pada Minggu (23/1) pertempuran antara Kurdi dan ISIS kembali berlanjut di hari keempat. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi Kurdi mendekati target di dalam dan di luar fasilitas penjara.
"Bentrokan sengit pecah Minggu malam ... sebagai bagian dari upaya berkelanjutan oleh pasukan Kurdi untuk memulihkan kendali atas penjara dan menetralisir anggota ISIS yang dikerahkan di daerah sekitarnya," kata Observatorium, yang bergantung pada jaringan sumber di dalam Suriah.
Pemantau perang mengatakan bahwa pasukan Kurdi telah berhasil menangkap kembali lebih dari 100 tahanan ISIS yang mencoba melarikan diri. Namun lebih banyak lagi yang masih buron. Jumlah pasti mereka masih belum jelas.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor berita Amaq, ISIS mengklaim bahwa mereka mengambil alih ruang penyimpanan senjata di penjara dan membebaskan ratusan rekannya sejak operasi dimulai dengan bom bunuh diri ganda.
Sebuah video yang dirilis di Amaq menunjukkan para anggota ISIS membawa bendera hitam mereka saat melancarkan serangan terhadap penjara dan mengepung "apa yang tampak seperti sekelompok penjaga penjara"
Video kedua yang juga dirilis pada hari Sabtu (22/1) lalu menunjukkan beberapa pria, yang menurut ISIS, telah diculik saat serangan di penjara. Beberapa dari mereka tampak mengenakan seragam militer.
AFP tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian rekaman-rekaman video tersebut.
Mengomentari video tersebut, SDF mengatakan para tawanan adalah "staf dapur" dari penjara.
"Pasukan kami kehilangan kontak dengan mereka selama serangan pertama," kata SDF dalam sebuah pernyataan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pihak berwenang Kurdi telah lama memperingatkan bahwa mereka tidak memiliki kapasitas untuk menahan, apalagi mengadili, ribuan militan ISIS yang ditangkap dalam operasi bertahun-tahun.
Menurut otoritas Kurdi, lebih dari 50 kebangsaan terwakili di sejumlah penjara yang dikelola Kurdi, di mana lebih dari 12.000 tersangka ISIS kini ditahan. dtc