Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantauprapat. Harga tandan buah segar (TBS) sawit di 3 kabupaten se-Labuhanbatu Raya , Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan tajam. Petani dan pengepul mengalami kerugian yang besar.
Penurunan harga berkisar antara Rp 350-Rp 1.000 per kilogramnya. Berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya, tergantung kebijakan pabrik kelapa sawit (PKS) di masing-masing tempat.
"Saya rugi 3 truk (jumlah TBS sawit). Kerugian per truk sekitar Rp 5 Juta. Jadi totalnya Rp 15 Juta," kata seorang pengepul di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Ismarlin Sitorus kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (29/1/2022).
Ismarlin mengatakan, penurunan mulai terjadi pada pagi ini. Selisih harga beli dari masyarakat dan harga jual ke PKS mengalami defisit Rp 600 per kilogramnya.
"Semalam harga masih Rp 3.100 (per kilogram). Tadi pagi sewaktu kami jual harga tiba-tiba tinggal Rp 2.500," ujarnya.
Penurunan tajam ini tentu mengejutkan banyak pihak. Menurut Ismarlin, selama 24 tahun menjadi pengepul TBS masyarakat, baru kali ini dia mengalami penurunan harga sedrastis ini.
Selain itu, proses jual beli TBS dengan masyarakat juga menjadi sedikit terkendala. Para pengepul perlu usaha ekstra keras untuk meyakinkan masyarakat terkait penurunan harga yang drastis.
Kondisi yang sama juga dialami Sakaria Ginting, seorang petani swadaya di Kabupaten Labuhanbatu. Di tempatnya, Sakaria mengaku harga TBS turun Rp 670/kg.
"Terakhir jual itu dua tujuh lima (Rp 2.750), tadi cuma dua lapan puluh (Rp 2.080), berarti turun enam ratus lebih," kata Sakaria.
Baik Sakaria maupun Ismarlin Sitorus mengaku tidak mengetahui penyebab turunnya harga. Namun penurunan ini sungguh mengejutkan mereka, dan berharap agar harga TBS segera pulih.
Terpisah Humas PT Siringo-ringo Rantauprapat, Yusri mengatakan jika di tempatnya harga TBS belum mengalami penurunan. Masih berada di angka Rp 3.225/kg, stabil seperti harga-harga sebelumnya.
"Kalo kita sih hari ini (Sabtu 22/1) masih sama bang. Belum turun masih Rp 3.225, tapi entah kalo besok ya," ujar Yusri.
Yusri mengaku sudah mendengar tentang penurunan harga yang terjadi di masyarakat. Mengenai kebijakan harga di perusahaannya ,Yusri mengaku tidak tahu karena itu merupakan urusan kantor pusat.
Imbas Dari DMO dan Tahun Baru Imlek?
Sementara manajer TBS (minta identitasnya tidak disebutkan) di PKS PT Multi Samudera Jaya, Kualuh Hulu, Labura mengatakan di tempatnya harga TBS mengalami penurunan sebesar Rp 400/kg. Dari sebelumnya Rp 3.060 menjadi Rp 2.660/kg.
Menurutnya, salah satu penyebab penurunan ini ialah kebijakan domestic market obligation (DMO) yang diterapkan pemerintah. Karena itu dia menilai bahwa penurunan ini juga untuk kepentingan orang banyak.
Seorang pengamat perkelapasawitan di Labuhanbatu, Edy Purwanto memberikan pendapat tambahan. Menurutnya, di saat hari-hari besar keagamaan, harga TBS sawit memang akan cenderung turun.
Hal ini disebabkan oleh penghentian sesaat permintaan CPO di negara tujuan ekspor. Misalnya seperti saat ini yang sudah mendekati Tahun Baru Cina (Imlek), membuat roda ekonomi di negara yang merayakannya mengalami libur panjang.
Karena itu, masyarakat dimintanya untuk memaklumi kondisi yang sedang terjadi. "Mudah-mudahan kondisi bisa segera pulih," katanya.