Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labusel. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara, mengumpulkan seluruh pemimpin perusahaan yang beroperasi di Labusel. Pertemuan itu untuk menyatukan visi terkait pengelolaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan.
"Sudah sekian lama dana CSR selalu dikelola dengan cara-cara yang tidak akuntabilitas, tidak transparan dan tidak jelas sasarannya. Hal ini lah yang mau kita ubah, agar CSR bisa benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, seperti tujuannya semula," kata Bupati Labusel, H. Edimin kepada wartawan, Senin (31/1/2022).
Edimin mengatakan Pemkab sebagai penggerak dan penentu kebijakan di daerah berkepentingan terhadap penyatuan visi pengelolaan dana CSR. Tujuannya agar alokasi dana CSR, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga hasilnya pun benar benar berdampak terhadap hidup masyarakat.
Termasuk didalamnya, bagaimana sebuah program yang berasal dari dana CSR bisa menciptakan pemberdayaan bagi masyarakat. Dimana hal tersebut akan bermuara pada peningkatan ekonomi di masyarakat.
"Selama ini kan alokasi CSR selalu dilakukan secara terpisah oleh masing-masing perusahaan. Sangat jarang ditemui program atau pembangunan yang dihasilkan CSR tersebut, saling menguatkan satu dengan lainnya," ujar Bupati yang akrab dipanggil Asiong ini.
"Padahal jika bisa saling menguatkan, dampaknya akan lebih besar dan dirasakan lebih banyak masyarakat. Nah, yang seperti ini lah yang coba kita hadirkan saat ini," sambungnya.
Lebih lanjut, Asiong mengatakan dirinya memahami jika perusahaan kerap mencitrakan CSR sebagai alat bancakan bagi pejabat-pejabat di daerah. Karena itu, pertemuan ini, katanya merupakan awal untuk merubah pandangan tersebut.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati Ahmad Padli Tanjung dan Sekretaris Daerah Heri Wahyudi tersebut, Bupati Asiong berjanji akan memastikan seluruh aparatnya untuk bekerja secara profesional, terbuka dan akuntabel, dalam membantu menyalurkan dana CSR perusahaan.
"Kita, Pemkab dan para perusahaan harus bergandengan tangan dalam membenahi dan membangun Labusel tercinta. Karena itu jika ada yang mempersulit berarti dia tidak ingin membangun daerah ini, tidak ingin memajukan daerah ini. Jika aparat saya ada yang seperti itu, laporkan ! Akan saya beri sanksi yang tidak akan dilupakannya," tegas Asiong.
Kepada ratusan pemilik, pemimpin maupun perwakilan perusahaan, Asiong menyampaikan beberapa jenis pembangunan yang hendaknya dijadikan perusahaan sebagai tempat penyaluran CSR nya. Dimana pembangunan ini diyakini akan memicu tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat lainnya.
Pembangunan itu antara lain : Pembangunan Mesjid Raya di komplek perkantoran Pemkab Labusel. Selain sebagai tempat ibadah para ASN, tempat ini juga akan menjadi ikon Labusel serta diyakini bisa menjadi salah satu destinasi wisata andalan.
Pembangunan rest area mini di tiga titik pintu utama masuk Labusel. Tempat ini bisa dijadikan tempat UMKM menjual produknya serta sebagai etalase untuk mengenalkan Kabupaten Labusel.
Pembangunan sarana olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh banyak masyarakat. Seperti misalnya lintasan lari dan jalan kaki ataupun lapangan multi fungsi yang muaranya akan menyehatkan.
"Intinya kita telah menyiapkan beberapa program pembangunan untuk penyaluran CSR yang manfaatnya lebih maksimal," kata Asiong.