Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mendengar langsung komplain beberapa warga negara asing (WNA) perihal permainan karantina. Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi NasDem Irma Suryani Chaniago tak habis pikir bagaimana bisa Presiden Jokowi mendengar langsung komplain WNA soal permainan karantina. Irma mengkritik keras kinerja Satgas Penanganan COVID-19.
"Ini, kan, bikin malu, satgasnya ada, kemudian Kementerian Kesehatan ada, aparat keamanan yang ditugaskan ada, kok, bisa sampai ke Presiden," kata Irma kepada wartawan, Selasa (1/2/2022).
Irma pun tak bisa menyembunyikan kegeramannya terhadap Satgas COVID-19. Dia meminta Satgas COVID-19 mempertanggungjawabkan kinerjanya.
"Kalau semuanya harus ditangani Presiden, ngapain ada pembantu-pembantu Presiden, termasuk satgas ini kan, yang dibentuk untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Kan itu harus segera dimintai pertanggungjawaban," tegas Irma.
Selain itu, Irma mengaku sempat menanyakan kepada juru bicara (jubir) pemerintah untuk penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, tentang bagaimana cara memberantas permainan karantina. Menurut anggota DPR dapil Sumatera Selatan II itu, Prof Wiku menyebut salah satu caranya adalah memaksimalkan program pendaftaran karantina online.
"Saya tanya Prof Wiku, 'bagaimana, Prof, caranya supaya nggak terjadi mafia-mafia karantina ini merajalela, kongkalikong dengan rumah sakit, kongkalikong dengan hotel-hotel'," sebut Irma sambil mengulang pertanyaannya ke Prof Wiku.
"Beliau bilang ada program online yang bisa digunakan oleh turis untuk mengecek hotel mana saja yang bisa menjadi tujuan karantina mereka. Itu bukan hanya turis, untuk orang Indonesia pun boleh," imbuhnya.
Namun Irma menyebut masyarakat, baik WNA maupun WNI, justru tidak mengetahui secara detail program online dimaksud. Dia pun mengaku sempat menyarankan agar Satgas bekerja sama dengan media untuk mensosialisasikan program tersebut.
"Tapi faktanya, faktanya itu tidak ditemukan oleh masyarakat program itu. Masyarakat nggak pernah tahu bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan informasi itu melalui online, apa nama website-nya juga nggak jelas," terang Irma.
"Nah saya ngomong sama Prof Wiku, ini harus disosialisasikan di media, supaya media juga ikut membantu menginformasikan kepada seluruh rakyat, publik, bahwa ada program itu. Ini bukan nggak dilakukan, memang programnya juga nggak ada, nggak jelas," sambung dia.
Komisi IX Bakal Usut Mafia Karantina
Lebih lanjut Irma Suryani mengungkapkan bahwa Komisi IX DPR bakal mengusut juga praktik permainan karantina. Menurut Irma, Komisi IX sudah membentuk panitia kerja (panja) perihal vaksin, yang nantinya bakal membahas juga perihal permainan karantina.
"Rencananya panja ini akan proses. Keputusan panjanya sendiri sudah diketok. Makanya kita tinggal menindaklanjuti. Minggu depan kita akan masuk dalam pembahasan dan pendalaman," ucapnya.
Irma menegaskan bakal mengawal panja vaksin tersebut. Mantan Komisaris Independen Pelindo I itu menegaskan Komisi IX dan seluruh fraksi di sana bakal mengawasi agar panja tersebut bekerja secara profesional.
"Tapi memang banyak suara sumbang dari akademisi, dari luarlah ya yang ketakutan panjanya akan 'masuk angin'. Saya sebagai anggota Komisi IX memastikan, saya pribadi, kita di NasDem, akan mengawal panja ini tidak 'masuk angin'," tegas Irma.
"Itu harus ditegasin bahwa kami di Komisi IX, semua fraksi di Komisi IX bukan cuma NasDem, bersepakat untuk menjaga panja ini tidak akan 'masuk angin'," jelasnya.(dtc)