Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meminta kadernya menatap Pemilu 2024 dengan menjadi kuda hitam. Pernyataan ini ternyata dinilai memiliki arti yang negatif bagi Demokrat.
Analisis tersebut disampaikan oleh Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Dia menyampaikan sebetulnya AHY hendak menyampaikan kepercayaan diri dengan menyebut menjadi pemenang sebagai kuda hitam.
"Setiap partai pasti sesumbar bakal menang di Pemilu 2024, termasuk Demokrat, yang siap usung AHY menang jadi kuda hitam. Itu bagian bentuk konfidensi politik untuk menyambut hajatan lima tahunan," kata Adi Prayitno saat dihubungi, Jumat (4/2/2022).
Adi menyebut diksi yang digunakan AHY soal kuda hitam memang terkesan sangat bombastis. Namun, menurutnya, diksi tersebut terkesan hiperbolis dengan kondisi realitas politik AHY dan Partai Demokrat saat ini.
"Diksi yang dipilih pun sangat bombastis, bahkan cenderung hiperbolis. Meski realitas politiknya tak seperti itu. Belakangan, nama AHY terlihat jarang dibicarakan terkait pilpres setelah itu isu kudeta Demokrat tak lagi ada. Yang menyeruak nama Ganjar, RK, Anies, dan Sandi. Dan nyaris tak ada partai dan tokoh yang mencoba untuk berduet dengan AHY," ucapnya.
"Entah kenapa AHY tak muncul dalam simulasi pembicaraan publik soal pencapresan," lanjutnya.
Tak hanya itu, Adi menilai diksi kuda hitam juga berarti menunjukkan pandangan AHY terhadap partainya saat ini. Menurutnya, AHY secara tak langsung mengakui partainya underdog pada Pemilu 2024.
"(AHY) ingin memecut kader Demokrat untuk menang pemilu, pileg maupun pilpres, karena Demokrat dan AHY tak terlampau dijagokan menang di 2024. Diksi kuda hitam menegaskan Demokrat dan AHY merasa underdog, tapi apa pun bisa terjadi dengan kerja keras. Itu pesan politiknya," ujarnya.
Sebelumnya, AHY mengajak seluruh kadernya menatap Pemilu 2024. Dia meminta para kadernya bertindak seperti kuda hitam, yang tak diperhitungkan tapi memenangi pertandingan.
"Jangan merasa diri hebat. Lebih baik kita menjadi kuda hitam, yang tidak diperhitungkan tapi menang," kata AHY di depan ratusan anggota DPRD Partai Demokrat dari sejumlah provinsi dan kabupaten/kota, Kamis (3/2/2022) malam di Jakarta.
AHY menyampaikan hal tersebut saat bimtek bersama ratusan anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota di Jakarta. Lebih lanjut, AHY meminta kadernya juga seperti kuda perang, bisa berlari kencang tapi tahu kapan harus melambat.
"Kuda perang adalah kuda yang bisa berlari kencang, tapi punya inisiatif kapan harus melambat, berhenti, atau bahkan berbelok untuk mencapai kemenangan. Jadi jangan asal lari kencang tanpa henti atau baru bergerak jika diperintah," katanya. dtc