Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi dalam beberapa hari terakhir. Sebagai langkah antisipasi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setiyadi, meminta para operator kapal untuk waspada.
"Diharapkan para Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) di wilayahnya segera memperingati operator kapal agar lebih waspada. Bukan hanya karena erupsi, tapi juga karena cuaca yang sedang buruk," kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/2/2022).
Budi sendiri menggelar rapat koordinasi antisipasi erupsi Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (5/2) malam. Rapat koordinasi itu dihadiri oleh Deputi Bidang Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi, para Direktur di lingkungan Ditjen Hubdat, para kasubdit di Direktorat TSDP, Kepala BPTD Wilayah VIII Provinsi Banten, Handjar Dwi Antoro, Kepala BPTD Wilayah VI Provinsi Bengkulu dan Lampung, Sigit Mintarso, para Direktur PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), para SGM dan GM Pelabuhan Merak dan Bakauheni, serta para Kepala Stasiun Geofisika dan Maritim (BMKG).
Budi mengatakan para pihak terkait perlu menyiapkan tempat-tempat perlindungan bagi kapal pada situasi darurat. Hal ini penting dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kapal akibat cuaca buruk.
"Nantinya informasi mengenai cuaca, gempa, maupun erupsi akan ditayangkan melalui Videotron yang telah dipasang oleh BPTD Wilayah VI Provinsi Bengkulu & Lampung yang terletak di Pelabuhan Bakauheni," ucap Budi.
Selain itu, Budi juga meminta agar setiap institusi terkait mempersiapkan Standard Operating Procedure (SOP) dan Contingency Plan dalam antisipasi terjadinya erupsi, gelombang tinggi, maupun tsunami.
"Komunikasi antar institusi terkait serta stakeholder nanti akan dilakukan melalui grup WhatsApp. Selain itu, untuk memudahkan komunikasi dan pengendalian juga akan dibentuk suatu call center," imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Marta Hadisarwono, menyampaikan akan menugaskan para personil Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk bergabung bersama personil BMKG dan Vulkanologi di Pos Pantau Erupsi Gunung Anak Krakatau.
Gunung Anak Krakatau Erupsi
Diketahui kemarin, Gunung Anak Karakatau kembali mengalami erupsi. Tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter.
Berdasarkan keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi terjadi pada pukul 05.32 WIB, Sabtu (5/2).
Dalam hari sebelumnya, Gunung Anak Krakatau erupsi hingga sembilan kali. Pascaerupsi, terpantau ada kolom abu membubung sekitar 800-1.000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal.
PVMBG mencatat erupsi itu terjadi pada pukul 09.43 WIB, 10.25 WIB, 10.28 WIB, 12.46 WIB, 13.00 WIB, 13.31 WIB, 13.41 WIB, 14.46 WIB, dan 17.07 WIB.
Berdasarkan pemantauan visual oleh PVMBG, terdapat indikasi bahwa erupsi yang terjadi merupakan tipe magmatik, sejalan dengan kegempaan vulkanik yang terekam.
Adapun kegempaan Gunung Api Anak Krakatau terjadi sejak 16 Januari hingga 4 Februari 2022. Hal ini ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang mengindikasikan adanya intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap.(dtc)