Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Batubara. Direktur Operasi dan Portofolio PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), Danny Praditya menyebut, ada sejumlah langkah strategis dalam menjadikan PT Inalum sebagai perusahaan yang bisa mengintegrasikan lini bisnis perusahaan dari hulu hingga ke hilir, sehingga ekosistem industri aluminium bisa terpadu dan visi PT Inalum menjadi pemain yang lebih besar bisa terwujud.
“Untuk tetap menjadi big player dan sebagai langkah untuk meningkatkan produksi, PT Inalum berniat untuk mengkonsolidasikan bisnis hulu sampai hilir, artinya dari bahan mentah bauksit hingga menjadi aluminium," ungkap Danny Praditya melalui siaran pers yang diterima medanbisnisdaily.com, Senin (7/2/2022).
Oleh karena itu, Danny mengatakan PT Inalum membutuhkan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders, termasuk mitra strategis swasta dalam investasi pengembangan kapasitas. Tak terkecuali pemerintah, terkait kebijakan yang mendukung pengembangan industri (e.g Insentif tarif, keringanan retribusi dan pajak) guna menopang ke-ekonomian proyek dan pengembangan industrialisasi hilir aluminium.
"Kunjungan Komisi VII DPR RI, merupakan bagian dari Kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI dalam memeriksa kesiapan PT Inalum, sebagai wajah dari industri peleburan aluminium nasional. Sekaligus mendengar langkah DPR dalam mendukung percepatan peningkatan kapasitas produksi PT Inalum," ujarnya.
Selain itu, PT Inalum berniat untuk melakukan serangkaian peningkatan teknologi dan inovasi baik diaspek operasional maupun SDM. Hal tersebut antara lain ; digitalisasi operasional, pengembangan riset dan pengembangan SDM berkualitas yang kompetitif.
“PT Inalum akan mengimplementasikan semangat Industry 4.0 dengan langkah digitalisasi diseluruh operasional hilir baik di pabrik maupun di smelter. Kami juga mengembangankan R&D secara komprehensif agar produk-produk kita lebih baik, sekaligus melakukan pengembangan SDM dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan rotasi sehingga setiap SDM menjadi lebih kompetitif dan agile,” tutunya.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyebut, bahwa Komisi VII DPR RI mendukung langkah PT Inalum dalam meningkatkan produksi dan menjadi pemain besar di Indonesia. Untuk itu, Komisi VII DPR RI akan membentuk tim percepatan peningkatan kapasitas produksi PT Inalum.
Hal tersebut dianggap penting, sebab BUMN akan mendapatkan pengawasan yang accountable dan sesuai dengan regulasi, sekaligus menjadi bahwa kemajuan PT Inalum akan memberikan manfaat yang berkelanjutan untuk masyarakat.
“Kami dari Komisi VII DPR RI mendukung sepenuhnya langkah-langkah PT Inalum untuk meningkatkan produksi. Oleh karena itu, Komisi VII akan membentuk tim percepatan peningkatan kapasitas produksi PT Inalum," ucapnya.
Sementara, Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin menyebut bahwa hilirisasi merupakan keharusan karena amanat UU Minerba. Jadi bukan visi lagi, melainkan sudah harus dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan sinergi antara BUMN, ESDM, Kemenperin dan DPR.
“Hilirisasi ini bukan lagi sebuah cita-cita, melainkan sebuah keharusan karena merupakan amanat dari UU Minerba. Jadi butuh sinergi antara banyak pihak dalam hal ini perusahaan BUMN, ESDM, Kemenperin, dan DPR itu sendiri. Karena tanpa adanya sinergi, kecepatan dalam mengambil keputusan, dan visi yang besar, maka hilirisasi itu tidak akan pernah tercapai,” ungkapnya.