Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, tampaknya pusing benar karena masyarakat lemah menjalankan protokol kesehatan pencegahan covid-19.
Terlebih bahwa saat ini kasus covid-19 mulai lagi melonjak tajam di Sumut. Dalam 3 hari terakhir, terdapat sekitar 1.800 kasus harian baru positif terkonfirmasi covid-19 di Sumut.
Herannya Gubernur Edy adalah meskipun kewajiban menjalankan protokol kesehatan telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) dengan konsekuensi hukum yang jelas, namun tak juga membuat masyarakat sadar betul menerapkan protokol kesehatan.
"Kalau Perda, berarti sudah masuk dalam pidana, tapi kalau rakyatnya juga tak mengerti tentang ini, kan susah juga kita berbicara tentang Perda," kata Edy kepada wartawan usai bertemu dengan lintas tokoh Sumut yang diinisiasi Badan Kesbangpol Sumut di Medan, Jumat (11/02/2022).
Karena itulah, jika masyarakat tidak menaati protokol kesehatan, maka ia berencana melakukan penyekatan yang lebih tegas lagi menggunakan pihak aparat keamanan.
"Minta maaf saya kepada seluruh rakyat karena itu harus kita lakukan, harus disiplin. Kuncinya covid ini adalah disiplin rakyat kita," sebut Edy Rahmayadi.
Sebelumnya pada pertemuan dengan lintas tokoh Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur itu, Gubernur Edy meminta para tokoh ikut membantu terlaksananya protokol kesehatan dan instruksi pembatasan kegiatan masyarakat untuk mengantisipasi lonjakan covid di Sumut.
"Belajar dari pengalaman, kasus ke kasus covid-19 di Sumut, mulai Alfa, Delta dan terakhir ini Omicron. Ini kita mengantisipasi, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh rakyat. Melalui tokoh-tokoh ini, saya mengadu dan meminta bantuan agar hal ini disebarkan kepada seluruh masyarakat. Karena mereka punya jaringan sampai ke tingkat desa," ujar Edy.
Untuk unsur Forkopimda, lanjut Gubernur, juga telah disampaikan agar seluruh jajaran bisa saling menguatkan dan mengingatkan pentingnya disiplin protokol kesehatan. Mengingat telah banyak kelonggaran sejak angka penularan Covid-19 turun mulai pertengahan tahun lalu.
"Ini (Omicron) lebih dahsyat dan cepat penularannya dibanding varian lain. Untuk itu rakyat juga harus cepat tahu. Intinya adalah protokol kesehatan. Itupun (Prokes) juga ada intinya. Yaitu penggunaan masker, masker, masker. Kemudian segera lakukan vaksinasi," sebut Edy.
Ia pun berharap melalui pertemuan bersama unsur masyarakat tersebut, masyarakat akan menerima dan memahami pentingnya menjaga Prokes. Terkhusus lagi bersedia divaksin lengkap 1, 2 hingga 3 kali vaksin.
"Jika kondisi ini tidak terkendali, ya sekolah ditutup kembali, karena kita sayang anak-anak. Dan sudah ada Perdanya (Protokol Kesehatan), jika dilanggar bisa dipidana. Tetapi kan yang terpenting itu kesadaran dari hati. Jadi hatinya dulu pakai masker (yakin), maka fisiknya akan mengikuti," terangnya.