Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisniadaily.com - Medan. Penyaluran kredit perbankan Sumatra Utara (Sumut) per Desember 2021 mencapai Rp237,8 triliun atau tumbuh 6,28% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp223,7 triliun. Pertumbuhan kredit perbankan Sumut didorong oleh bertumbuhnya seluruh jenis kredit kecuali kredit modal kerja yang sedikit menurun. Hal ini karena perbankan lebih prudent (hati-hati) untuk menyalurkan kredit ke beberapa sektor seperti perdagangan.
"Di sisi lain, kredit investasi meningkat cukup tajam didorong oleh pertumbuhan kredit ASN yang ditujukan untuk pembelian lahan pertanian, perkebunan, dan rehab rumah. Kredit investasi juga utamanya disalurkan untuk pembelian mesin-mesin industri," kata Kepala Perwakilan BI Sumut, Doddy Zulverdi, dalam Binding Bareng Media (BBM) secara virtual, Kamis (17/2/2022).
Dari sisi sektoral, kata Doddy, penyaluran kredit perbankan Sumut tumbuh pada seluruh sektor utama kecuali perdagangan besar dan eceran (PBE) karena perbankan lebih bersikap hati-hati terhadap sektor perdagangan sejalan dengan banyak usaha yang tutup selama pandemi Covid-19.
Hal ini mengindikasikan beberapa pelaku usaha sudah mulai melakukan pembiayaan untuk bisnisnya disamping indikasi dana pihak ketiga (DPK) yang turut bertumbuh. Lebih dalam lagi, kredit perkebunan sawit juga menunjukkan pertumbuhan yang didorong tren meningkatnya harga komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) internasional.
Data BI Sumut, serapan kredit perbankan Sumut terbesar ke sektor industri pengolahan yakni 23,4%. Pangsa terbesar kedua pertanian sebesar 19 6% dan PBE menyerap 16,5% dari total kredit perbankan Sumut. Sementara serapan sektor konstruksi hanya sebesar 2,8%.
Di sisi lain, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tercatat menurun hingga 2,76% dari sebelumnya 3,02% pada triwulan III-2021. Secara year on year (yoy) juga menurun karena di tahun 2020 NPL perbankan Sumut tercatat sebesar 3,50%.
Sementara itu, kebijakan pelonggaran PPKM oleh Pemerintah seiring dengan berlangsungnya HBKN Natal dan Tahun Baru telah mendorong daya beli masyarakat tercermin dari meningkatnya kredit rumah tangga pada triwulan IV-2021 sebesar 3,45%. Peningkatan kredit rumah tangga didorong oleh jenis kredit KKB dan Multiguna. Meskipun pertumbuhan KKB masih mengalami kontraksi, namun meningkat dari triwulan III-2021.
Di sisi lain, pertumbuhan KPR mengalami perlambatan terlihat dari pertumbuhan pada triwulan IV-2021 yang mencatatkan 7,44% (yoy), turun dibandingkan triwulan III-2021 sebesar 9,23% (yoy). "Untuk risiko kredit rumah tangga, tercatat mengalami penurunan dan relatif terjaga di bawah 2%," kata Doddy.