Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Selama tahun 2021, penyaluran kredit bank umum kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Sumatra Utara (Sumut) mencapai Rp65,70 triliun. Kredit UMKM tumbuh 13,20% (yoy) setelah sebelumnya bertumbuh negatif semenjak pandemi di tahun 2020. Dari sisi jumlah rekening juga tumbuh 22,93% menjadi 977.254 rekening.
"Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kredit UMKM bukan hanya dari sisi jumlah outstanding, namun juga dari sisi akses keuangan, dimana semakin banyak UMKM yang terjangkau," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansori, Kamis (17/2/2022).
Yusup menambahkan, serapan kredit UMKM yang tinggi turut didukung oleh program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang selama tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp13,21 triliun kepada 327.861 debitur. Realisasi ini meningkat signifikan 62,71% dibanding tahun lalu.
Yusup mengatakan, dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, OJK berkomitmen untuk terus mendukung UMKM agar mampu bertahan, berkembang, dan bertumbuh di tengah tantangan pandemi berjalan dengan baik.
Yusup mengatakan, stabilitas sektor perbankan Sumut hingga akhir tahun 2021 tetap terjaga diiringi dengan fungsi intermediasi yang semakin membaik dan profil risiko yang terjaga didukung dengan pulihnya mobilitas dan meningkatnya kegiatan perekonomian atas semakin terkendalinya pandemi Covid-19.
Berdasarkan posisi Desember 2021, sektor perbankan di Sumut terdiri dari dua bank umum berkantor pusat, 55 bank umum berkantor cabang dan 54 BPR/BPRS di Sumut, memiliki total aset sebesar Rp315,80 triliun dengan pertumbuhan 12,47% (yoy). Aset tersebut terdiri dari Bank Umum sebesar Rp313,54 triliun dan BPR/BPRS sebesar Rp2,26 triliun.
Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp295,25 triliun dan tumbuh 12,01% (yoy). Jenis simpanan bank umum terbesar terdapat pada tabungan sebesar Rp129,29 triliun yang tumbuh 13,69% (yoy), diikuti deposito sebesar Rp116,84 triliun yang tumbuh 2,77% (yoy), lalu giro sebesar Rp47,36 triliun yang tumbuh 37,05% dibandingkan tahun lalu.
"Untuk penyaluran kredit, komposisi kredit didominasi oleh kredit produktif sebesar Rp148,76 triliun atau memiliki porsi 73,35% dari kredit total. Sementara kredit konsumtif Rp62,69 triliun dengan porsi 26,44%. NPL gross 2,64%, mengalami perbaikan dibanding posisi tahun lalu yang tercatat 3,35%. Artinya, sebesar Rp1,67 triliun kredit bermasalah telah menurun sebagai respons dari adanya kebijakan stimulus yang dikeluarkan oleh OJK," kata Yusup.