Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padang Sidempuan. "Samarata" merupakan singkatan dari sabas manis rapi tahan. Samarata merupakan usaha turun temurun sejak jaman kemerdekan hingga kini. Regenerasi usaha reparasi sepatu, tas, koper, dan jas ini masih eksis hingga sekarang.
Usaha Samarata mudah ditemui kiosnya ada dua satu usaha Samarata dikelola Sanjaya (41) dan satu lagi Usaha Samarata dikelola Ahsanuddin (39) alamatnya juga satu jurusan di Jalan Mangga Kota Padangsidimpuan.
Kedua pengerajin tas, jaket, koper dan sepatu ini merupakan kakak beradik generasi ketiga setelah nenek dan orangtua mereka. Meneruskan usaha orang tua menjadi pilihan mereka. Seolah ada magnet keahlian orang tua yang sudah menyatu dengan diri mereka.
"Saya baru tiga tahun di sini, sebelumnya di Bali, kembali meneruskan usaha yang digeluti nenek dan ayah, regenerasi bang, kami generasi ketiga," ujar Sanjaya saat ditemui di kios usahanya yang tak jauh dari sudut pusat pasar Kota Padangsidimpuan, Rabu (2/3/2022).
Di kios usaha Samarata tersebut masih banyak jenis barang lama jenis tas, koper dan jaket kualitas bagus ada hasil kerajinan sendiri ada juga milik orang yang direparasi. Koper dokter pada jaman dulu juga masih tersimpan rapi dan sejumlah peninggalan hasil kerajinan masa kejayaan nenek dan bapak mereka.
"Sebelum merdeka samarata sudah ada bang, pernah waktu dulu nenek dan ayah mendapat orderan tujuh pedati sepatu bekas peninggalan Jepang dibawa dari Kodim kemari direparasi untuk digunakan tentara kita,"cetus Sanjaya.
Sanjaya bercerita dimasa nenek dan ayahnya usaha Samarata ini masa kejayaannya bahkan hasil kerajinan mereka bisa ditemukan disejumlah pasar. Namun seiring dengan waktu dimasa saat ini situasi berubah. Orderan mulai sedikit. Namun rejeki selalu ada dari orang-orang yang datang baik umum, mahasiswa maupun anak sekolah masih memanfaatkan jasa servis tas, koper dan jas.
"Insya Allah rejeki selalu , ada saja yang datang untuk mereparasi tas, koper dan jaket, umumnya yang kualitas bagus, apalagi koper," ujar Sanjaya.
Berkat KUR
Masa pandemi covid-19 semua usaha terdampak tak terkecuali usaha samarata. Yang dulunya banyak pekerjaan reparasi tas sekarang berkurang akibat sekolah juga daring.
Namun setelah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dibuka dan sekolah kembali tatap muka banyak juga warga datang memperbaiki tas sekolah yang robek, maupun mengganti resleting rusak.
"Selalu ada yang datang tapi tidak seramai sebelum covid-19, namun berkat PPKM dan tatap muka sekolah. Banyak siswa dan orang tua datang memperbaiki tas, koper dan sepatu," kata Ahsanuddin.
Untungnya usaha Samarata yang dikelola Ahsanuddin mendapat Bantuan Produktif Usaha Mandiri (BPUM) melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) sehingga usaha terdampak Covid-19 sedikit terbantu. Tidak itu saja Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang pernah dipinjamnya beberapa tahun lalu sangat membantu usahanya selama ini. "Semoga pandemi ini segera berakhir, ekonomi membaik usaha bangkit," kata Ahsanuddin.