Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kondisi geopolitik disebut menguntungkan Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, menurutnya kondisi geopolitik telah mengerek harga komoditas sumber daya alam.
Salah satunya komoditas batu bara. Hal itu membuat kontribusi pendapatan negara di sektor pertambangan meningkat.
"Dunia hadapi geopolitik yang sangat rumit, hal ini berimbas ke harga komoditas sangat nyata. Harga komoditas sumber daya alam terkena dampak, maka sumbangan dan kontribusi minerba jadi sangat penting saat ini," ungkap Sri Mulyani dalam peluncuran Sistem Informasi Mineral Batu Bara alias Simbara, Selasa (8/3/2022).
Di 2021 saja, Sri Mulyani menjabarkan penerimaan negara yang berasal dari komoditas minerba mencapai Rp 124,4 triliun. Uang sebesar itu didapatkan dari pajak, bea keluar, hingga PNBP di sektor minerba. Angka ini menurutnya tertinggi selama 5 tahun.
"Ini merupakan penerimaan tertinggi dalam 5 tahun terakhir, tentunya kenaikan harga minerba memberikan kontribusi besar," ujar Sri Mulyani.
Menurutnya pemerintah pun tak bisa terlena dengan keuntungan ini, jajaran pemerintah harus semakin rapih dalam berkoordinasi. Pasalnya, semakin tinggi harga komoditas minerba, maka menurutnya ancaman tata kelola yang tidak baik juga semakin tinggi.
Di era digitalisasi teknologi, integrasi bisnis dan integrasi data antar Kementerian/Lembaga menurutnya makin mudah untuk dilakukan. Transparansi informasi juga harus diberikan kepada semua pihak mulai dari masyarakat hingga pengusaha
Oleh karena itu, pemerintah hari ini meluncurkan SIMBARA sebagai platform terintegrasi bisnis komoditas minerba.
Sistem ini merupakan kerja sama lintas kementerian, mulai dari Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, hingga Kementerian Perhubungan. Semua data dalam tata kelola bisnis minerba akan muncul dalam sistem ini.
"Saya berharap dengan SIMBARA ini akan memberikan tata kelola yang makin pasti, transparan, dan akuntabel dan dari sisi dunia usaha," pungkas Sri Mulyani.(dtf)